Perkembangan globalisasi membawa banyak perubahan pada aktivitas kehidupan manusia. Berbagai macam tantangan hadir ketika kita mulai beradaptasi dengan adanya perubahan. Selain itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan kehidupan manusia terasa sangat dinamis. Informasi dapat ditemukan dengan cepat sehingga segala aktivitas yang kita lakukan sangat bergantung dengan adanya internet. Selain itu, berbagai macam inovasi baru muncul dalam media komunikasi yang menyebabkan adanya perubahan budaya dan adaptasi baru di tengah masyarakat.
Salah satu inovasi baru dalam perkembangan globalisasi adalah munculnya ekonomi digital. Budiarta, Ginting, & Simarmata (2020, h. 1) menjelaskan bahwa konsep ekonomi digital didasarkan pada kemunculan teknologi digital. Tranformasi ekonomi menjadi suatu hal yang penting agar semua orang dapat melakukan transaksi tanpa terkendala oleh batasan ruang dan waktu. Seluruh informasi mengenai perekonomian digital dapat dengan mudah diakses menggunakan internet. Aspek perekonomian digital tidak hanya meliputi transaksi jual beli online, namun dapat lebih dari itu, seperti pertukaran informasi, investasi, dan bentuk pengelolaan finansial lainnya.
Salah satu hal menarik yang muncul dari adanya fase digital adalah bagaimana kebudayaan dan kebiasaan lama manusia berubah menjadi serba instan. Perubahan ini memunculkan adaptasi baru bagi masyarakat, khususnya pengguna aktif media online. Sebelum berkembangnya teknologi digital, manusia kerap kali melakukan transaksi jual beli dan investasi finansial secara langsung.Â
Terkadang hal ini menjadi penghambat bagi sebagian orang yang terkendala jarak ketika ingin melakukan transaksi ke suatu lembaga keuangan. Oleh karena itu, dengan munculnya teknologi digital, seluruh aspek kehidupan menjadi lebih mudah. Kita tidak perlu datang ke suatu tempat dan menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan transaksi karena kegiatan tersebut secara instan dapat dilakukan melalui smartphone.
Ekonomi Digital sebagai Artefak Budaya
Jika dikaji menggunakan sudut pandang kebudayaan, kita akan mengenal istilah Circuit of Culture. Â Circuit of Culture atau sirkuit budaya menurut Stuart Hall adalah penggambaran bagaimana makna suatu budaya diproduksi melalui hubungan antara representasi, identitas, produksi, konsumsi, dan regulasi. Seluruh elemen tersebut menjadi penghubung satu sama lain yang dapat digunakan untuk mengkaji hasil produk perkembangan digital sebagai suatu artefak budaya (Ida, 2014, h. 50).
Ketika berbicara mengenai ekonomi, salah satu kebiasaan yang kita lakukan sebelum munculnya fase digital adalah menabung melalui celengan. Kegiatan menyisihkan sebagian uang ini menjadi tidak efektif karena kita dapat dengan mudah tergiur untuk menggunakan uang itu kembali. Selain itu, resiko lainnya muncul ketika menggunakan celengan dari bahan yang kurang baik akan berpengaruh terhadap kualitas uang kertas itu sendiri.
Menurut Sayekti (2018, h.20) ekonomi digital menjadi tantangan bagi sebagian pengusaha untuk mampu beradaptasi dengan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Tak hanya itu, di kalangan anak muda, banyak dari mereka yang mulai memanfaatkan ekonomi berbasis digital, baik untuk membangun bisnis atau hanya sekedar berinvestasi. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola finansial menjadi lebih terbuka. Kemudahan akses dan keuntungan jauh lebih banyak ditawarkan oleh beberapa perusahaan aplikasi finansial. Budiarta, dkk (2020, h. 46-51) menjelaskan bahwa uang adalah segala sesuatu yang akan diterima sebagai alat tukar. Uang dapat diklasifikasikan sebagai standar, token, kredit, dan representatif. Selain itu, perkembangan teknologi memungkinkan munculnya uang digital dalam bentuk yang bervariasi.
Berinvestasi menjadi hal yang dapat dilakukan oleh semua orang dengan mudah. Saat ini, penawaran dari berbagai macam aplikasi finansial digital, seperti DANA, Bibit, Jenius, dan sebagainya bersaing dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para penggunanya. Aplikasi tersebut dapat dengan mudah menawarkan berbagai macam kebutuhan finansial kita. Hanya dengan sekali klik, kita akan menikmati layanan menabung secara online. Tentu saja hal ini akan memudahkan kita ketika ingin bertransaksi dengan menggunakan uang digital.
Dilansir dari Warta Ekonomi (2020), sebanyak 65% generasi milenial di Indonesia telah bergabung untuk menggunakan layanan aplikasi tabungan digital. Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan ini akan memunculkan sebuah identitas baru di tengah masyarakat. Hal ini terjadi sebab tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam mengelola finansial mereka. Oleh karena itu, perubahan budaya dalam bentuk identitas akan terjadi di tengah-tengah masyarakat yang menggunakan perangkat digital untuk mengatur segala keuangannya.