1. Apakah pak beye tahu dia diejek di medsos karena uu pilkada? Dan arus opini rakyat buruk terhadap dia? Tau bingits, tapi tak perduli. Karena sudah siap dengan trik dan skenario baru. Ingat, pak beye bukan saja presiden, tapi ketua partai dan dia politisi sejati.
2. Kenapa pak beye berani begitu? Karena jabatannya dah selesai bentar lagi, dan biarkan saja presiden baru dengan kelompoknya yang urus negara ini. Liat aja nanti dan bandingkan: enakan dibawah pak beye atau dibawah jokowi..., gitu kira2 yang ada dipikiran dia.
3. Kalau pak beye berani begitu, su'ul khotimah (berakhir buruk) dong? Iya, tapi dalam pikiran pak beye, toh 10 taon selama dibawah kepemimpinannya sejarah telah mencatat prestasi yang tak buruk2 amat dibandingkan presiden sebelumnya. Nah, siap2 aja kita membandingkan dengan indo dibawah kepemimpinan pak beye dengan presiden baru nanti. Rasakan aja sama rakyat nanti mana yang paling enak.
4. Gimana kalau koalisi merah putih/kmp terus berjuang untuk menggoalkan ide: sistem perwakilan sebagaimana butir 4 pancasila, parlementer dan bukan presidential, dan presiden juga dipilih mpr/dpr lagi? ~~~> jawabnya liat poin 2 diatas.
5. Apakah pak beye akan setega itu? Membiarkan republik diacakkadut? Mungkin saja, tapi mungkin saja tidak. Soalnya bukan tega enggak tega. Pokok soalnya kira2 adalah: ini pulitik, dan liat bagaimana saya bermain! Dan posisi saya sebagai pemain adalah posisi penyeimbang: siap kapan saja ke kanan ke kiri selama menguntungkan. Dan menguntungkan siapa, liat saja nanti: bisa asal saya untung, bisa asal keluarga saya untung, bisa asal partai saya untung, dan --syukur2 kalau bisa-- asal rakyat indo untung....(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H