Hitan diatas putih selalu meninggalkan bekas, entah bekas luka ataupun bekas suatu kebahagiaan. Itu akan jadi pengalaman yang bervariasi menghiasi hari-hari dalam petualangan alam yang berpijak di kaki ini.
Kenapa setiap kali nestapa datang, rasanya pengen menari diatas kertas putih. Namun apalah daku yang tak punya tinta hutam tuk mengotori badan tersebut? Butuh tenaga yang dalam untuk mencurahkan semua keluh kesah kepada hitam diatas putih. Tapi lebih nyaman rasanya bercerita kepada hitam diatas putih, tidak butuh rasa takut hadir diantaranya.
Aku berdiri tanpa sandaran, tanpa tumpuab tuk sekedar terjun kedalam wilayah yang sangat suci yang tak pernah terjamah oleh warna hitam. Itu adalah kertas putih yang setiap malam ingin aku tetesi tinta hitam legam dengan sebuah bait-bait kata yang berserakan di otakku.
Aku, hanyalah hitam yang berdiri diatas putih. Kuhanya bisa bersembunyi dalam legamnya tinta hitam yang begitu nyaman dan tersusun rapi diatas kertas putih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H