Mohon tunggu...
Fatya Emelia
Fatya Emelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Retinol?

12 Juni 2022   07:48 Diperbarui: 12 Juni 2022   07:59 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Belakangan ini, pengetahuan mengenai skincare terus mengalami perkembangan banyak bahan-bahan aktif yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan khusus kulit. Hal ini membuat rangkaian skincare pun bertambah dari yang awalnya hanya memiliki 3 basic yakni, facial wash, moisturizer, dan sunscreen. Saat ini rangkaian skincare terdapat toner, serum atau biasa disebut ampoule, essence, peeling serum , mask, dan lain-lain.
Setiap rangkaian skincare akan selalu diberikan bahan aktif yang berbeda untuk menunjukkan produk dapat digunakan untuk kulit kering atau kulit berminyak ataupun kulit normal sesuai kebutuhan pengguna. Selain itu, beberapa bahan aktif juga tidak dapat dicampurkan dalam satu produk. Oleh karenanya kita harus mengetahui ingredients apa saja yang ada dalam produk sebelum memakainya.
Beberapa jenis bahan aktif pada skincare di antaranya, AHA (Alpha Hydroxy Acid), BHA (Beta Hydroxy Acid), Vitamin C, Retinol (vitamin A), Hyaluronic Acid, Niacinamide, Ceramide, Alpha Arbutin. Dunia media social utamanya beauty influencer belakangan  mendewakan kombinasi bahan aktif niacinamide dan retinol yang dinilai ampuh untuk memperbaiki masalah kulit. Namun di sisi lain pemakaian kombinasi bahan aktif niacinamide dan retinol dapat menimbulkan efek samping yang cukup berat karena belum mengetahui bagaimana cara menggunaan retinol yang benar.
Retinol mreupakan golongan retinoid yang berasal dari vitamin A yang banyak digunakan dalam produk skincare sebagai bahan eksfoliasi dan anti-aging. Manfaat Retinol yang utama adalah untuk mempercepat proses regenerasi kulit atau pertumbuhan sel kulit baru karena retinol memiliki peeling agent dan mencegah munculnya tanda-tanda penuaan. Selain itu, retinol bermanfaat untuk, meratakan warna kulit, menyamarkan milia, mengecilkan pori-pori, merangsang pembentukan  kolagen, menyamarkan garis halus pada wajah, memudarkan hyperpigmentasi, dan mencegah timbulnya jerawat.
Salah satu manfaat utama retinol yakni mencegah munculnya tanda-tanda penuaan, hal ini membuat wanita dewasa semakin tertarik menggunakan bahan aktif retinol, tidak terkecuali ibu hamil. Namun apakah ibu hamil boleh menggunakan bahan aktif retinol?.
Pada beberapa ibu hamil akan mengalami perubahan kondisi kulit, hal ini terjadi karena perubahan hormone selama kehamilan. Sehingga ibu haml juga membutuhkan serangkaian produk perawatan wajah. Timbulnya jerawat, kulit menjadi kusam, hyperpigmentasi, dan stretchmark adalah beberapa keluhan pada ibu hamil. Sehingga  pada umumnya yang paling banyak dicari adalah skincare dengan bahan retinol karena diklaim dapat mencegah munculnya jerawat dan menyamarkan garis halus. Namun produk dengan kandungan retinol tidak boleh sembarangan di pakai oleh ibu hamil.
Dikutip dari hellosehat.com, pada penelitiaan terbitan The European Medicines Agency, penggunaan retinol diklaim dapat menyebabkan gangguan saraf pada ibu hamil dan janin. Hal ini dikarenakan retinol dapat terserap ke  aliran darah dan menembus plasenta, sehingga berisiko menyebabkan efek samping yang berbahaya terhadap janin.
Efek samping dari penggunaan retionol saat masa kehamilan disebut sebagai sindrom retinoid janin. Dikutip dari allodokter.com gejala dan keluhan yang biasa muncul saat mengalami sindrom retinoid janin adalah yakni, mikrotia, stenosis (sempit) saluran telinga, tidak memiliki tangan telinga sekali, bibir sumbing, kelumpuhan saraf-saraf wajah, midface hypoplasia, jarak mata (hipertelorisme), kelainan jantung, seperti tetralogy of Fallot atau ventricular septal defects (VSDs), penumpukan cairan di dalam otak (hidrosefalus), dan mikrosefali
 Dikutip dari Healthline, retinoid memiliki resiko 20 hingga 30% dapat menyebabkan cacat bawaan sedangkan 60% anak-anak memiliki masalah neurokognitif dengan paparan dalam Rahim. Artinya retinoid berkaitan langsung dengan cacatnya fisik dan mental akibat penggunaan retinol selama masa kehamilan.
" Retinol bersifat teratogenic artinya penggunaan retinoid selama hamil pada kandungan obat jerawat bisa menyebabkan cacat pada janin terutama pada bagian tulang wajahnya,"  ujar Dr. Jeffry Kristiawan dalam kanal youtubenya TANYAKAN DOKTER.
Sebagai pengganti retinol, ibu hamil dapat menggunakan bahan aktif AHA ataupun BHA sebagai bahan eksfoliasi tentunya dengan kadar yang rendah. Pada beberapa studi penelitian ada yang tidak memperbolehkan menggunakan AHA dan BHA di masa kehamilan. Sebaiknya jika ingin menggunakan bahan aktif dapat dikonsultasikan terlabih dahulu ke dokter.
Kesimpulan:
Retinol tidak diperbolehkan digunakan saat masa kehamilan karena dapat menimbulkan efek samping yang cukup berat. Sebagi gantinya dapat menggunkan bahan aktif AHA dan BHA dengan resep dokter.

Tips menggunakan retinol:
Untuk pemula, perhatikan kadar retinol yang akan digunakan, awali dengan kadar paling rendah.
Pastikan wajah dalam keadaan bersih.
Gunakan retinol di malam hari, jangan di siang hari karena dapat menimbulkan iritasi.
Setelah menggunakan retinol gunakan moisturizer  untuk mengunci retinol.
Menggunakan niacinamide untuk meminimalisir terjadinya iritasi.
Di siang hari tetap gunakan sunscreen
Perhatikan bahan apa saya yang dapat dipadukan retinol.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun