Berita yang keluar setiap hari memberitakan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 ternyata membawa dampak buruk di masyarakat. Di lain sisi, berita sebagai konsumsi informasi publik yang diakses untuk mencari informasi-informasi penting. Namun kehadirannya nampaknya memunculkan gejala psikosomatis di masyarakat. Akibat pemberitaan Covid-19 yang setiap hari mengalir di media.
Hal itu menurut psikolog, Dr Novran Eka Putra yang dilansir dari laman daring Republika.co.id, mengatakan bahwa selama ini media harus ikut menjaga pemberitaaan di masyarakat. Selain itu menurutnya, masyarakat juga harus bijak dalam menyampaikan informasi dan merespon pemberitaan di media.
Karena itulah kecemasan atau ketakutam berlebihan yang terjadi di masyarakat harus segera dilawan. Sebab Covid-19 lebih mudah menyerang orang-orang yang memiliki sistem imun tubuh yang menurun akibat dari kecemasan yang berlebihan.
Hal inilah yang menyebabkan gejala psikosomatis. Gejala ini melibatkan tubuh dan pikiran, di mana pikiran memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi parah. Yang menyebabkan rasa sakit pada tubuh, meskipun tidak ada penyakit secara fisik yang terlihat secara mata telanjang.
Sedangkan menurut Psikolog Dompet Duafa, Maya Sita yang dikutip dari Tempo.co, mengatakan, bahwa wajar apabila masyarakat terkena psikosomatik di tengah wabah virus Covid-19 atau biasa disebut virus corona. Dikarenakan virus tersebut telah menjangkiti Indonesia dan seluruh dunia, maka wajar masyarakat mengalami kecemasan dan kekhawatiran. Tetapi tidak perlu telalu mengkhawatirkan hal itu, kita dapat melawannya dengan berpikiran positif dan menghadapinya dengan rasa optimis.
Kecemasan Memicu Gejala Psikosomatis
Gejala psikosomatis muncul ketika kecemasan dan kepanikan terjadi pada pikiran dan tubuh. Respon negatif dari seseorang tehadap pemberitaan Covid-19 seperti mengakibatkan stres dan cemas berlebihan telah banyak terjadi. Gangguan psikosomatis membuat seseorang menjadi lebih pesimis pada hidup di tengah pandemi sekarang ini. Merasa tidak punya harapan dan diikuti oleh beragam ancaman kematian.
Psikosomatis dapat menular melalui emosional, baik secara pribadi maupun ke orang lain. Karena interaksi yang terjadi di sekitar maupun di media sosial yang dapat mempengaruhi emosi seseorang.
Lihat contohnya, di media sosial banyak yang ramai-ramai membicarakan bahayanya virus Covid-19 yang mematikan dan mengancam nyawa manusia. Hal itu, ditanggapi seseorang dan memunculkan asumsi negatif akibat cara merespon yang tidak dipikir dengan bijak.
Respon yang menimbulkan dampak negatif itulah yang menjadikan gejala psikosomatis menyerang. Efek yang ditimbulkan seperti batuk-batul, kepala pusing, hingga demam. Faktanya hal tersebut, disebabkan oleh rasa takut karena faktor lingkungan. Faktor inilah yang menjadi psikosomatis mudah menjangkit.
Â
Padahal tidak perlu panik, karena belum tentu orang yang hanya batuk-batuk atau demam biasa terjangkit virus Covid-19. Memang, rasa takut adalah respon yang timbul pada tubuh ketika merasakan ancaman. Akan tetapi jangan sampai dibunuh rasa takut itu sendiri. Tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan serta mentaati aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Cara itulah yang bisa digunakan dalam menyikapi keadaan selama pandemi ini.
Beredarnya Berita Hoax tentang Virus Corona