Mohon tunggu...
Abdul Fatwa
Abdul Fatwa Mohon Tunggu... ADA AJA -

mencoba menulis apa saja ....

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Budaya Korupsi

5 Februari 2014   14:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu saya membawa printerke tempat service untuk memperbaikinya dan setelah diperiksa oleh teknisi mereka mengatakan ada kerusakan pada main boardnya dan jika ingin diganti ongkosnya 350 ribu karena merasa kemahalan maka saya membatalkan niat untuk memperbaiknya dan membawa kembali printer tersebut ke ruangan kami. Tidak lama kemudian saya mendapat info dari salah seorang rekan kerja katanya ada tempat service yang bisa memperbaiki printer itu tanpa mengganti main boardnya.kemarin saya membawa lagi printer itu ke tempat sevice sesuai dengan informasi dari teman dan disana setelah dicek ternyata catridgenya tidak dapat terbaca, setelah dibersihkan dan ditambahkan tinta akhirnya printer itu bisa berfungsi kembali dan biaya servicenya pun hanya 40 ribu.

Sesampainya di kantor saya memperlihatkan nota pembayaran kepada ketua program keahlian agar uang saya dikembalikan namun sang ketua meminta saya untuk kembali meminta nota dengan nilai 100 ribu. Karena saya tidak bersedia melakukannya akhirnya nota yang ada di tipex kemudian nilainya diganti setelah itu discan sehingga terbitlah nota dengan nilai 100 ribu.

Dari kejadian ini saya melihat bahwa budaya korupsi memang sudah mengakar sampai ke masyarakat dan setiap ada kesempatan untuk mendapat keuntungan maka orang akan melakukannya walaupun dengan cara-cara yang tidak terpuji sehingga sangat sulit untuk mendapatkan orang yang jujur di negara kita bahkan mereka dianggap sebagai manusia langka dan perlu dilundungi oleh undang-undang hee.heee kayak satwa saja. Kasus diatas sudah sering terjadi di tempat kerja kami bahkan ketika ada penyaluran dana untuk pengadaan barang maka pimpinan kantor akan memberikan syarat bahwa uang yang diberikan misalnya 5 juta maka harus dibuat laporan pertanggung jawaban sebesar 6 juta atau dimarkup sebesar 20% dan diberikan petunjuk pula bahwa nanti jumlah barang yang harus ditambah jangan harga yang di markup karena mudah diketahui oleh pemeriksa jadi jika barang yang dibeli 10 item nanti dilaporkan 12 item dan jika ada pemeriksa laporkan saja bahwa barangnya yang sudah terpakai.

Kejadian ini terjadi di lembaga pendidikan yang katanya menjadi pilot project untuk pendidikan karakter di wilayah itu dan salah satu karakter yang harus dibangun dan ditanamkan sejak dini kepada anak didik adalah berlaku JUJUR namun justru para petinggi dilembaga tersebut mengajarkan perilaku curang kepada bawahannya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun