Mohon tunggu...
Kholifatus Sahara
Kholifatus Sahara Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maliki Malang '19 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Intelligences dan Multiple Intelligences

9 Mei 2021   21:16 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:18 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

banyak diantara kita yang memiliki kemampuan dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan, menyelesaikan tugas yang sukar, dan mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang kita hadapi.  

Namun tidak semua orang memiliki kemampuan berpikir yang sama  ada yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaan - pekerjaan yang menurut  orang lain  dianggap sebagai pekerjaan  mudah, mengapa demikian ? karenasetiap orang memiliki tingkat kemampuan intelegnsi yang berbeda - beda. 

Penggunaan istilah intelegensi sebenarnya sama saja seperti istilah kecerdasan, keterampilan dan hal lain yang memiliki arti sama dengan intelegensi. (anwar prabu, 1993) Breckenridge dan Vincent mengemukakan bahwa intelegnsi merupakan kemampuan seseorang dalam belajar, beradaptasi, dan memecahkan masalah. untuk melewati tahapan kemampuan yang lebih tinggi atau ntelegensi, setiap orang pasti melalui proses yang berbeda, sehingga ia dapat mencapai tahapan tersebut  semua anak sudah dianugrahu  kemampua berpikir sejak mereka lahir  perbedaan kemampuan tersebut dipengaruhi oleh faktor tertentu seperti faktor hereditas , faktor lingkungan dari stimulus yang sudah diberikan, apakah berjalan sesuai dengan harapan atau sebaliknya. Menurut Alfred Biner kecerdasan terdiri dari 3 komponen yakni kemampuan mengarahkan kognisi, merubah arah pikiran/ tindakan, dan mengkritisi pikiran/ tindakan. Intelegensi bisa dilihat jelas melalui beberapa penganatan yang sesuai dengan kriteria tertentu. 

Menurut Thorndike intelegensi terdiri dari tiga kemampuan yakni abstraksi, mekanik, dan sosial. Ketiga kemampuan ini saling berkesinambungan sehingga ada yang unggul di kemampuan abstraksi namun lemah di kemampuan sosial, ada yang unggul di kemampuan sosial namun lemah di kemampuan keduanya dan sebaliknya. Menurut Teori Piaget proses berkembangnya intelegensi juga melalui beberapa tahapan kognisi yakni tahap Sensorimotor, pra operasional, operasional konkret dan operasional formal. 

Nah dalam intelegensi terdapat multiple intelegnsi atau kecerdasan majemuk. Howard Gardner yang membuat istilah multiple intelligences dan dikembangkan menjadi teori melalui sebuah penelitian yang rumit ... (Armstrong, 1993;Larson, 2001). Kecerdasan multiple intelligences sendiri merupakan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh seseorang dalam kecerdasan tertentu. Gardner juga membagi kecerdasan majemuk menjadi beberapa bagian yakni verbal linguistik atau kecerdasan dalam kemampuan berbahasa, logis- matematic atau kecerdasan dalam kemampuan menghitung dan yang berhubungan dengan numerik, kecerdasan visual spasial atau kecerdasan dalam membedakan sebuah gambar dan hal yang tampak, kemudian kecerdasan musikal atau kecerdasan dalam bermain musik, kinestetik atau kecerdasan dalam motorik atau gerak fisik, interpesonal atau kecerdasan dalam bersosialisasi, intrapesonal atau kecerdasan dalam memahami dirinya sendiri, naturalis atau kecerdasan dalam pemahaman lingkungan alam, dan yang terakhir  eksistensial. Dari beberapa kecerdasan tersebut tentunya memiliki karakteristik tertentu. Pendidik juga harus memiliki kemampuan untuk  mengamati dan mengenali macam - macam kecerdasan yang dimiliki oleh anak didiknya, sehingga bisa mempersiapkan pengajaran yang sesuai. Anak yang memiliki kecerdasan majemuk baisanya memang unik.

Kecerdasan majemuk dapat diamati lebih lanjut melalui penelitian dan melalukan tes kecerdasan dengan kriteria standar kecerdasan tertentu melalui perilaku anak, kecenderungan tindakan anak, sosial emosional anak dan kemampuan yang sekiranya menonjol serta sikap anak. Kecerdasan yang unggul dapat dijadikan potensi yang kuat dalam mengasah bakat anak namun kecerdasan yang lemah dapat diberikan strategi atau kiat - kiat untuk mengasah kecerdasan tersebut. Semua anak terlahir memiliki kecerdasan majemuk namun hanya ada beberapa kecerdasan yang unggul. Kecerdasan multiple intelligences membuka ruang yang luas bagi anak sehingga anak tidak terpaku pada satu kecerdasan saja.  

Kegiatan yang berkembang namun beracuan pada  multiple intelligences memberikan keberhasilan yang lebih tinggi, karena dengan cara belajar dan pembelajaran yang bermacam-macam sesuai dengan keselarasan kecerdasan anak sehingga anak bisa belajar dengan optimal dan hasil yang maksimal, anak belajar dari sebuah pengalaman yang enlibatkan mereka langsung, sehingga mereka mampu menerapkannya kembali, anak juga belajar melalui pengamatan mereka, mereka melihat dan mendengar apa yang disekitar mereka kemudian informasi tersebut diproses dalam kognisi mereka, anak juga bisa belajar melalui sesuatu yang menantang agar anak selalu siap ketika dihadapkan dengan hal yang mustahil bisa dilakukannya dan anak menjadi berani dalam segala hal yang mereka lakukan baik berupa tindakan atau pengambilan keputusan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun