Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Falsafah Gotong-royong di Kota Jember

30 Oktober 2016   13:25 Diperbarui: 30 Oktober 2016   13:41 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebelum kita membahas mengenai pengertian gotong royong , mari kita bahas asal muasal makna dari gotong royong itu sendiri, gotong royong itu sendiri memiliki makna yang begitu unik, gotong royong memiliki dua kata yaitu, gotong dan royong, yang artinya saling bekerjasama dengan cara bermusyawarah. bagi orang jawa( terutama yang termasuk generasi tua) kata-kata ini sudah tidak asing lagi. holobis kuntul baris adalah istilah yang di pergunakan pada saat gotong royong atau kerja sama. Kata lain yang sering di gunakan selain holobis kuntul baris adalah sayeg saeka praya ( sayeg saeka kapti ).Sebelum kita mendalami apa itu gotong royong, mari kita kembali pada asal-usul kita ribuan tahun lalu, pada zaman nenek moyang kita, dimana setiap suku , bangsa dan agama, saling berinteraksi secara rukun, tolong-menolong, dan gotong royong, untuk bersama-sama membangun Indonesia.

Watak luhur bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang adalah bersatu dan gotong-royong. Ada pribahasa, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, artinya; sesuatu akan berhasil apabila dikerjakan bergotong-royong atau bersam-sama, dan suatu kelompok atau bangsa akan menjadi kuat dan maju apabila tidak terpecah belah. Itulah sedikit pembahasan mengenai asal muasal gotong-royong, untuk selanjutnya yaitu kita disini akan mendalami mengenai gotong-royong itu sendiri, gotong-royong merupakan suatu bentuk saling tolong-menolong yang berlaku di daerah pedesaan Indonesia.

Gotong-royong sendiri adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang di kerjakan dapat berjalan dengan lancar.Adapun sikap gotong-royong itu seharusnya bukan hanya segelintiran orang saja, akan tetapi dimiliki seluruh elemen atau lapisan masyarakat yang ada di kota-kota lain, khususnya di kota jember. Karena dengan kesadaran setiap elemen atau lapisan masyarakat melakukan setiap kegiatan dengan cara bergotong-royong. Dengan begitu maka segala Sesutu yang akan dikerjakan dapat lebih mudah dan cepat di selesaikan dan pastinya pembangunan di daerah tersebut khususnya kota jember akan semakin lancar dan maju.

Bukan hanya itu saja, akan tetapi dengan kesadaran antar individu atau lapisan masyarakat dalam menerapkan perilaku gotong-royong maka hubungan persaudaraan atau silaturahim akan semakin erat dan rekat. Perbandingannya adalah ketika kita menerapkan gotong-royang dalam sebuah daerah atau kota maka hasil yang kita peroleh akan sangat baik, berbeda kalau kita menggunakan cara individualisme yang hanya mementingkan diri sendiri maka itu akan sangat memperlambat pembangunan di suatu daerah atau kota khususnya jember. Karena individualisme itu sendiri dapat menimbulkan keserakahan, kesombongan dan kesenjangan diantara masyarakat di kota tersebut.Jadi alangkah baiknya jika kita sebagai bangsa yang berpancasila, janganlah kita sesekali melupakan budaya gotong-royong yang telah nenek moyang kita jadikan kebiasaan baik dalam bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun