Era kontenporer adalah era dimana teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan mayoritaas orang. Implikasi dari pemakian teknologi ini salah satunya adalah setiap orang dimungkinkan untuk memiliki akses sangat cepat terhadap berbagai informasi. Hal ini akan menimbulkan efek yang lebih jauh lagi mengenai selera dari masyarakat. Karena informasi yang dapat diakses orang menjadi sangat cepat maka orang mungkin akan dengan lebih cepat pula dalam berganti selera mengikuti tren yang ada. Sebagai studi kasus, saya akan mencontohkan kasus mengenai platfrom streaming Netflix.
Netflix merupakan sebuah platfrom penyedia layanan digital streaming film. Netflix menerapkan skema langganan untuk bisa mengankes berbagai layanan yang disediakannya. Platfrom ini memberikan kebebasan penggunanya untuk menikmati hiburan kapan saja dan dimana saja melalui berbagai perangkat seperti smart tv, komputer, ataupun ponsel pintar. saat ini Netflix menjadi salah satu pemimpin utama dalam industri hiburan digital.
Saya mengamati beberapa fenomena setelah mulai banyak pengguna Netflix disekitar saya. Pertama, banyak orang yang mulai suka dengan tayangan dari barat, bukan sekedar film mereka juga mulai menonton series. Kedua, mereka juga lebih mengeksplorasi genre film yang jarang ada di film Indonesia seperti genre thriller, sci-fi, dan psychological. Ketiga mereka biasanya menonton sebuah film setelah mendapat rekomendari dari teman ataupun dari social media bahwa ada sebuah film yang sedang ramai ditonton. Dari ketiga hal tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa selera teman-teman saya mulai berubah dan kecepatan perubahan selera teman-teman saya tak lepas dari pengaruh dari luar.Â
Dalam tulisan kali ini saya akan mencoba menganalisis studi kasus Netflix ini dengan teori modernitas cair oleh Zygmunt Bauman. Sehingga kita bisa melihat lebih dalam mengenai fenomena ini.
Zygmunt Bauman lahir di Polandia pada 19 November 1925. Dia adalah seorang sosiolog dari keluarga Yahudi. Saat Jerman menyerbu Polandia pada tahun 1939, Bauman melarikan diri ke Uni Soviet. Setelah perang, ia kembali ke Polandia pada tahun 1950-an. Bauman belajar di Universitas Warsawa dan menjadi profesor di sana. Namun, dia kehilangan pekerjaannya karena hubungannya dengan Zionisme. Bauman kemudian pindah ke Leeds dan menjadi warga negara Inggris.
Modernitas cair, menurut Zygmunt Bauman Dalam bukunya Liquid Modernity, adalah konsep yang menggambarkan perubahan besar dalam kehidupan modern kita. Salah satu ciri utamanya adalah pergeseran cara kita melihat ruang dan waktu. Pada masa lalu, orang tidak terlalu memikirkan tentang di mana mereka berada atau kapan waktu tertentu. Namun, dalam dunia modern, waktu menjadi sesuatu yang bisa kita atur, dan orang yang bisa berpindah dengan cepat dianggap lebih maju. Bauman juga menyoroti dampak konsumen dalam modernitas cair, di mana kebutuhan dan keinginan yang terus berkembang dipicu oleh budaya konsumen yang cepat berubah. Konsumen cenderung mencari kepuasan instan dan seringkali terperangkap dalam siklus konsumsi yang tidak pernah berhenti. Jadi, modernitas cair adalah konsep yang mencerminkan pergeseran dari kestabilan dan kepastian menuju ketidakpastian dan fleksibilitas dalam berbagai aspek kehidupan sosial di era kontemporer.
Setelah sedikit mengenal Bauman dan teori modernitas cair, mari kita coba analisis kasus Netflix dengan teori modernitas cair Bauman.
Dalam konteks modernitas cair, aspek yang mencolok adalah perubahan dan ketidakpastian yang cepat. Platform streaming seperti Netflix mencerminkan dinamika ini dengan cara yang menarik. Di zaman dulu, sebelum adanya platfrom hiburan digital seperti netflik orang yang ingin menonton film harus membelinya secara fisik menggunakan CD. Bagi produsen, hal ini menjadikan produksi dan distribusi memerlukan waktu dan sumberdaya lebih besar. Sedangkan bagi konsumen ini menjadikan  lambatnya respon terhadap keinginan konsumen. Namun, dalam modernitas cair, platform streaming memanfaatkan teknologi digital untuk menyajikan konten secara instan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan selera dan keinginan pasar.
Pada kasus di atas, Netflix dapat dengan cepat merespons tren populer atau kebutuhan pasar dengan memproduksi dan merilis konten baru dalam waktu singkat. Model bisnis berlangganan juga memungkinkan fleksibilitas dalam menawarkan paket yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Seiring dengan berkembangnya tren atau pergeseran budaya, platform streaming juga dapat dengan mudah menyesuaikan kontennya sesuai dengan kesukaan pelanggan. Hal ini menciptakan ketidakpastian diakui sebagai hal yang alami dan diambil sebagai kesempatan untuk inovasi. Dalam modernitas cair, perusahaan tidak lagi terikat oleh kepastian jangka panjang, melainkan lebih fokus pada adaptasi yang cepat terhadap perubahan dalam ekosistem hiburan.
Dengan demikian, aspek ketidakpastian dan perubahan yang cepat dalam model bisnis platform streaming menjadi wujud nyata dari prinsip-prinsip modernitas cair, yang menyoroti kemampuan untuk bergerak dengan cepat dan responsif dalam menghadapi dinamika pasar yang selalu berubah.