Sejak saat itu tidak ada lagi insiden ketukan ataupun tangan kotor yang muncul. Perlahan waktu tidurku membaik dan segalanya terasa kembali normal. Suatu pagi aku hampir telat ke sekolah karena terlalu lama duduk diam sebelum mandi. Aku hampir saja menabrak tetangga sebelah yang baru saja keluar dari pintu apartemennya. Dia adalah ayah dari temanku itu yang kini kembali ke posisi ranking 2.
Ayah temanku ini tersenyum dan memaklumiku tindakanku yang buru-buru. Katanya akhir-akhir ini aku terlihat bahagia tanpa beban. Aku memikirkan itu sepanjang perjalanan ke sekolah. Bukan apa-apa, tapi aku baru sadar bahwa sejak beberapa waktu ini tangannya itu selalu diperban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H