Mohon tunggu...
fatrisia
fatrisia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis fiksi ringan sebagai hobi selingan. Ig @inifatrisia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Korban Selanjutnya

15 Mei 2024   18:29 Diperbarui: 15 Mei 2024   18:35 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penulis novel terkenal? Tentu bukan aku orangnya. Hanya karena telah berpartisipasi dalam banyak buku, nyatanya aku masih begini-begini saja. Meski begitu aku masih rajin menulis. Kali ini aku menulis buku solo bergenre thriller di sebuah platform. Tokoh utamanya adalah cewek gila yang haus korban. Selalu mengoleksi darah segar hanya untuk memuaskan keinginannya.

Setelah 5 bab, aku terkena writers block. Pada akhirnya kerangka cerita ini kuabaikan. Mungkin aku perlu jeda sebelum melanjutkannya. Naasnya, setelah sebulan malas-malasan dan kini berniat kembali melanjutkan, aku mengalami kecelakaan ringan.

Itu karena ada perempuan yang entah kenapa tiba-tiba saja melemparkan makanan kucing ke jalanan hingga aku membanting setir agar tidak menabrak kucing yang mendadak muncul. Imbasnya aku menabrak pembatas jalan hingga tangan dan lututku lecet. Untung saja ada helm, kalau tidak, bisa-bisa kepalaku yang pecah kena benturan. Perempuan tersebut hanya melihatku kemudian pergi begitu saja. Dasar tidak waras! Setidaknya dia harus merasa bersalah dan minta maaf. Bahkan menolongku saja enggan.

Di tengah musibah itu, beberapa notifikasi dari orang-orang ramai bermunculan. Semuanya komentar terkait novelku. Aku senang mereka menyukainya, tapi terdiam begitu menyadari bab yang mereka maksud adalah bab 6. Tidak mungkin! Jangankan mengunggah, menulis draft selain sampai bab 5 saja belum. Siapa yang membajak akunku! Namun, jika diingat-ingat lagi, akunku itu hanya aku sendiri yang bisa mengaksesnya. Tidak mungkin kan novelnya berlanjut otomatis?

Begitu mengecek, aku kaget dengan apa yang tertulis di sana. Kenapa ceritanya persis seperti kronologis kecelakaanku? Di situ disebutkan bahwa si tokoh utama sengaja melepaskan seekor kucing ketika targetnya sedang mengendari motor hingga membuatnya hilang fokus dan menabrak pembatas jalan. Katanya, sayangnya kepala targetnya tidak pecah. Di bab ini bahkan lebih banyak komentar.

[Greget banget ceritanya. Next!]

[Wah-wah, udah ada korban ketiga nih? Next thor!]

[Galfok sama kalimat terakhirnya, 'sayangnya kepalanya tidak pecah'. Ini sih bener-bener gila tokohnya.]

Gila! Aku hampir tidak bisa bernapas. Ini novelku, kenapa aku yang jadi korban selanjutnya? Begitu mengecek draft, bab 7 ternyata sedang ditulis.

Aku menelan ludah sebelum membacanya. Dituliskan bahwa malam ini dia akan menjalankan misinya. Dia akan menjelma sebagai kurir pengantar makanan. Lalu ketika si target membuka pintu, dia akan mendorongnya kemudian menutup pintu. Lalu dia akan mengeluarkan pisau lipat dari sakunya. Dia akan menikmati teriakan sang target yang memohon untuk dilepaskan. Lalu menusuknya seperti menusuk jarum ke sana kemari pada boneka santet. Kemudian menikmati darah segar di mana-mana.

Tidak-tidak! Ini gila. Aku mengelap keringat di pelipis. Sepertinya obat dari resep dokter membuat imajinasiku terlalu liar. Ini tidak mungkin. Lagian mana mungkin tokoh dalam novelku jadi nyata? Baiklah, aku terlalu banyak berkhayal malam ini. Segera kumatikan laptop dan memijat pelan kepala. Sejenak hening.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun