Mohon tunggu...
Money

Besarnya Peluang yang Diberikan oleh Belut dalam Membuka Usaha

15 Desember 2016   16:42 Diperbarui: 15 Desember 2016   17:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dapat kita ketahui bahwa belut dianggap sebagai hama yang mengganggu lahan pertanian oleh para petani. Tetapi sekarang belut merupakan salah satu hewan yang banyak diminati untuk dikonsumsi oleh masyarakat di mancanegara maupun masyarakat Indonesia. Permintaan terhadap belut oleh masyarakat di negara Asia ialah sebanyak 60 ton per harinya, sedangka permintaan masyarakat Eropa ialah sebanyak 5-6 ton per hari. Banyaknya permintaan tersebut belum termasuk permintaan masyarakat Indonesia khususnya di beberapa daerah besar, seperti Surabaya, Bandung, Jogjakarta, Solo, dan Malang.

Banyaknya masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi belut disebabkan oleh banyaknya manfaat yang dimiliki oleh belut, seperti sumber protein yang baik, meningkatkan kesehatan otot, menambah stamina, menambah kekuatan tulang, dan mencegah anemia. 

Tetapi, dengan banyaknya peminat tersebut tidak diseimbangi dengan banyaknya pemasok belut di Indonesia. Kebanyakan  pengusaha budidaya belut langsung melakukan ekspor ke luar negeri karena untung yang didapatkannya dianggap lebih besar. Maka dari itu, untuk membuka usaha olahan produk belut dapat meraup keuntungan yang besar pula. Hal tersebut disebabkan belum banyak jenis usaha yang banyak mengolah produk belut kecuali jenis Usaha Kecil Menengah (UKM).

Belut dapat dibudidayakan di kolam yang sudah dicampur dengan lumpur, maupun di media kolam air bersih. Jika menggunakan media kolam air bersih, maka bibit belut yang dapat dimasukan ke dalam satu kolam ukuran 1m x 1m x 1,25m dapat menjadi lebih banyak dibandingkan jika menggunakan media kolam lumpur. Penggunaan bibit sebesar 5-8 cm akan memerlukan waktu sebanyak 3-4 bulan untuk memanen belut tersebut. Belut yang dipanen akan memiliki berat sebesar 400gr per ekornya, dan siap untuk diolah.

Belut dapat diolah menjadi banyak produk, antara lain fillet belut dan juga abon belut. Dalam pengolahan fillet belut dan abon belut dapat dikatakan cukup mudah. Untuk menjadikan fillet, hanya diperlukan alat-alat sederhana seperti pisau fillet. Sedangkan untuk mengolah abon belut, sudah terdapat alat yang akan menjadikan daging belut menjadi abon belut.

Dengan total investasi awal sebesar Rp2.295.542.000, dan penjualan produk fillet belut dan abon belut masing-masing sebesar  30.000 kemasan dengan harga jual sebesar Rp45.000 dan Rp40.000, akan didapatkan Total Net Present Value (NPV) sebesar Rp4.657.019.502 dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 36,2598%. Dilengkapi dengan Profitability Index (PI) sebesar 2,3649 dan Payback Period (PP) sebesar 1,9495.

Di dalam sebuah usaha, pasti memiliki beberapa resiko yang harus dihadapi. Dalam melakukan usaha olahan belut ini, resiko yang dapat dialami ialah adanya perkiraan bibit mati atau tumbuh tidak sempurna, penyakit yang menyerang belut, dan kemarau berkepanjangan sehingga sulit untuk mendapatkan air yang akan dibutuhkan oleh kolam penangkaran belut. Sedangkan resiko pada produk yang kemungkinan dapat dialami perusahaan adalah tidak terjualnya beberapa produk sehingga harus melakukan suatu cara agar produk tersebut tidak terbuang sia-sia. Cara yang dapat dilakukan terhadap produk yang tidak terjual di pasaran ialah menjadikan produk tersebut sebagai barang produksi, atau memberikan kepada pihak (agen atau restoran) yang membutuhkan dengan menjualnya di bawah harga jual.

Note : Terima kasih telah membaca ringkasan projek terkait dengan mata kuliah Evaluasi Proyek untuk Ujian Akhir Semester 5. Kritik dan saran Anda sangat akan membantu saya di kedepannya. Terima Kasih.

Salam,

Fatri Fathiyyah F.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun