Seorang sejarawan bernama Dave Russel, dalam bukunya yang berjudul Football and The English: A Social History of Association Football in England, 1863-1995 menceritakan bagaimana kereta berperan dalam mengembangkan sepak bola di Inggris.
Awalnya, para pecinta sepakbola di Inggris yang rata-rata berasal dari kalangan pekerja, kesulitan untuk mendukung tim kebanggannya berlaga karena jarak yang begitu jauh.
Terlebih, saat itu mereka masih harus bekerja di hari Sabtu. Meski sebagian masyarakat hanya bekerja setengah hari, namun kenyataannya tidak mempunyai cukup waktu untuk berangkat ke stadion karena minimnya transportasi.
Setelah kereta hadir di awal abad ke - 20 sebagai moda transportasi yang murah, cepat, dan aman, jumlah penonton sepak bola di stadion - stadion Inggris bertambah pesat.
Tercatat lebih dari 140.000 penonton memenuhi stadion Crystal Palace pada gelaran Final Piala FA tahun 1901 yang mempertemukan antara Tottenham Hotspur vs Sheffield United. Para penonton datang melalui Great Northern Railway dan London & Brighton Railway.
Di Indonesia, tradisi mendukung tim kebanggaan dengan menggunakan moda transportasi kereta khususnya di Pulau Jawa, sudah dipraktikan sejak tahun 1930 silam. Tercatat klub dengan basis penggemar besar seperti suporter PSIM Yogyakarta, Persib Bandung, dan Persis Solo sering menemani tim masing - masing via sepur.
"Sepakbola adalah romantisme paling nyata yang mampu menyatukan rasa bahagia, air mata, tangisan, dan tertawa di waktu yang sama" (Anonim)
Seiring berkembangnya teknologi, diharapkan KAI Commuter sebagai moda transportasi yang murah, cepat, aman, sekaligus nyaman memudahkan para pecinta bola untuk menonton langsung dan mendukung tim kebanggaannya berlaga sekaligus memutarkan roda ekonomi semakin cepat, mengingat sepakbola adalah salah satu komoditas ekonomi yang potensial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI