Mohon tunggu...
Febrian Fatqurohman
Febrian Fatqurohman Mohon Tunggu... Guru - Glory Glory Man Utd

Dendrophile

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Platypus si Mammalia Bertelur

22 Desember 2017   20:30 Diperbarui: 22 Desember 2017   20:41 4900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mammalia identik dengan cara perkembangbiakan vivipar atau melahirkan. Tetapi hal itu tidak berlaku pada hewan endemik (khas) dari benua Australia bagian timur yaitu "Platypus" atau duck-billed Platypus, fauna semi-akuatik yang menjadi ikon dari negara bagian New South Wales tersebut berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur, tetapi ia tergolong dalam kelas Mammalia karena menyusui anaknya.

Platypus merupakan mammalia kecil yang berwarna cenderung gelap (coklat dan hitam), memiliki paruh/moncong di bagian anterior seperti bebek tetapi lebih lentur dan kenyal, paruh tersebut memiliki ratusan sel penangkap listrik yang digunakan untuk mendeteksi arus listrik yang ditimbulkan oleh hewan disekitarnya, dengan kata lain paruh tersebut berguna untuk mempermudah menemukan mangsanya. Selain itu Platypus memiliki 2 pasang alat ekstrimitas berselaput yang membantunya saat berenang di air.

Platypus adalah hewan yang aktif di malam hari, merupakan perenang yang handal dan banyak menghabiskan waktunya di air untuk mencari cacing, ikan kecil, serangga air dan larva serangga sebagai mangsanya. Platypus berenang dengan cara mengayuh kaki berselaput bagian depan (anterior) dan kaki belakang (posterior) beserta ekornya berfungsi sebagai kemudi. Saat berenang lipatan kulit Platypus akan menutup mata dan telinga untuk mencegah air masuk.

Sejarah Platypus

Deskripsi : Moncong Platypus yang menyerupai bebek (sumber gambar : piecesofvictoria.com)
Deskripsi : Moncong Platypus yang menyerupai bebek (sumber gambar : piecesofvictoria.com)
Platypus atau yang sering dikenal Platypus berparuh bebek ditemukan pertama kalinya oleh ilmuwan asal Eropa pada tahun 1797, di Sungai Hawkesburry, New South Wales, Australia. Pada awal ditemukannya Platypus membuat para ilmuwan kebingungan karena memiliki ciri-ciri morfologi yang tampak aneh dan asing, ciri tersebut yaitu memiliki paruh dan kaki berselaput sekilas seperti bebek, berambut dan memiliki 2 pasang alat ekstrimitas. 

Hingga akhirnya pada tahun 1884, para ilmuwan menggolongkan Platypus ke dalam kelas Mammalia karena hewan tersebut menyusui anaknya, bersamaan dengan itu nama ilmiah Platypus dirumuskan yaitu Platipus anatinusyang dipublikasikan pertama kali oleh ilmuwan berkebangsaan inggris bernama Dr. George Shaw.

Seiring berjalannya waktu, nama ilmiah Platipus yang berarti "kaki yang lebar" , diganti dengan nama ilmiah lain yaitu Ornithorhynchus anatinusyang memiliki arti "berparuh bagai burung". Perubahan tersebut dilakukan karena nama ilmiah Platipus ternyata sudah digunakan oleh hewan bangsa kumbang, sekaligus mengacu dari ciri yang paling menonjol pada platypus yaitu berparuh.

Reproduksi Platypus

Deskripsi : Telur-telur indukan Platypus yang menetas (sumber gambar : animalia-life.club)
Deskripsi : Telur-telur indukan Platypus yang menetas (sumber gambar : animalia-life.club)

Platypus memiliki struktur tubuh seperti bebek sehingga sering disebut sebagai hewan peralihan dari burung (aves) ke mammalia. Selain itu, organ reproduksi pada Platypus betina memiliki kemiripan seperti organ reproduksi pada aves, yaitu terdapat dua ovarium, kanan dan kiri, dimana ovarium kiri lah yang bekerja secara optimal sedangkan ovarium kanan tidak berkembang (Rudimenter).

Dalam sekali bertelur, Platypus betina bisa menghasilkan 1-3 telur yang memiliki keunikan berbentuk seperti telur reptil. Telur-telur tersebut akan menetas setelah diinkubasi selama 10 hari. Setelah menetas, pada umumnya indukan mammalia akan menyusui anaknya dengan menggunakan puting susu (Mammae). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun