Mohon tunggu...
fatoni latif
fatoni latif Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Lampung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potensi Panas Bumi Ulu Belu Lampung

10 Februari 2012   01:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:51 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potensi energi panas bumi ternyata dapat membantu perekonomian Daerah Lampung. Salah satunya di Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus,sebelas tahun lalu daerah ini merupakan daerah yang belum berkembang dan kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Kini setelah Dr. Muh Sarkowi dan Prof Suharno mengembangkan poteni energi panas bumi yang ada disana, Ulu Belu menjadi daerah yang berkembang. Apalagi setelah pt.Pertamina bersedia berkerjasama untuk memanfaatkan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik tenaga uap.

Panas bumi ibarat memasak air yang menghasilkan air panas atau uap, yang berasal dari magma di dalam perut bumi yang panasnya mencapai 12000C,yang panasnya merambat secara konduksi, membentuk sistem konveksi yang menghasilkan air panas ataupun uap. Kondisi ini memberi kecenderungan air panas bergerak ke permukaan bumi dan terperangkap dibawah batuan impermeable yang berfungsi sebagai lapisan penudung (cap rocks) sehingga terbentuklah reservoir energi panasbumi dengan sistem dominasi uap ataupun dominasi air, yang memiliki tekanan dan tempertur cukup tinggi. Air panas/ uap yang berada di reservoir dapat dialirkan ke permukaan melalui sumur-sumur produksi yang dibor sampai menembus reservoir.

Setelah di teliti Provinsi Lampung memiliki panas bumi yang sangat memadai jika dimanfaatkan secara maksimal. Seperti daerah suoh,sekincau,rajabasa.Panas bumi yang paling potensial terletak di Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, Prospek Panas bumi Ulu Belu dengan potensi 300 MW siap dikembangkan.

Menurut Sarkowi untuk menemukan sumber panas bumi diawali dengan melakukan survey,mencari dan menelusuri daerah-daerah yang memiliki potensi panas bumi, langkah selanjutnya mengambil contoh batuan dan material dari daerah tersebut dan dibawa ke laboratorium untuk mengukur kandungan kimia fluida,proses ini dinamakan survey geokimia. Terakhir pengujian sifat fisik dari batuan yang memiliki kandungan netral yaitu tidak nantinya dapat merusak alat dalam proses pengeboran.

Sarkowi juga menambahkan dalam proses menemukan energy panas bumi yang potensial baiknya di daerah pegunungan yang sudah tua bukan pegunungan yang dikategorikan aktif.

Setelah ditemukan sumber panas bumi proses pengeboran dilakukan untuk menghasilkan uap,pengeboran dilakukan di beberapa sumur pengeboran. Yang kemudian uap dari beberapa sumur pengeboran tersebut di kumpulkan menjadi satu ke dalam suatu alat yang dinamakan separator. Uap yang sudah terkumpul dalam separator akan dipisahkan antara uap dan air. Air yang sudah terpisah dari separator akan di hubungkan dengan pipa untuk disuntikan kembali ke dalam panas bumi.

Sedangkan uap yang terkumpul akan menggerakkan turbin yang di gerakkan ke generator untuk menghasilkan tenaga listrik yang di alirkan ke rumah penduduk. “Untuk tahun ini Ulu Belu sudah mulai produksi listrik 110 mega watt,” tutur Sarkowi

Sedangkan uap yang terdapa dalam turbin akan keluar ke ruang kondensasi untuk mengubah uap menjadi air yang bersuhu tinggi yang bisa di manfaatkan untuk pengeringan produk pertanian. Jika pengeringan menggunakan sinar matahari langsung menggunakan waktu yang lebih lama, tiga sampai empat hari. Belum lagi jika terjadi hujan akan memerlukan waktu lebih lama lagi, tetapi dengan uap panas ini hanya memerlukan waktu satu hari saja proses pengeringanya. Sarkowi menuturkan penerapan teknologi seperti ini sudah di gunakan daerah Sulawesi selatan untuk pengeringan kopra. Caranya dengan menggunakan pipa yang dihubungkan dengan turbin yang uap nya sudah di rubah menjadi air dalam keadaan panas, melalui penguapan kemudian diatas pipa tersebut dilapisi aluminium tempat meletakkan bahan pertanian yang akan dikeringkan.

Menurut sarkowi Proses pemanfaatan energi panas bumi bukan hanya di manfaatkan untuk tenaga listrik,maupun pengeringan produk pertanian saja, tetapi juga bisa di manfaatkan untuk budidaya ikan, yaitu dengan cara menghubungkan pipa pengeringan yang berisi air hangat dengan sebuah pipa yang berada diletakan pada kolam ikan,sehingga air kolam akan terasa hangat dan baik untuk budidaya ikan dengan adanya transfer panas ke dalam kolam melalui konduksi.

Ia juga merasa senang jika bisa membantu memecahkan permasalahan yang ada di lampung. Terlebih lagi saat ini akses jalan di daerah ulu belu sudah di buat oleh Pertamina sehingga menguntungkan masyarakat. Selain itu juga pendidikan dan akses sosial juga sudah dibangun. “Dulu kalau kita riset harus minep disana,karena transportasi nya susah,”tambahnya.

jika panas bumi ini di kembangkan juga akan membangun akses ke daerah tersebut dan bisa sebagai geowisata serta di harapkan jika pemanfaatan ulu belu sebagai secara optimal kemudian hari lampung tidak akan kekurangan sumber energi.

Potensi panas bumi di Lampung cukup besar,jangan sampai kita hanya menjadi penonton. Untuk itu kita tunjukkan bahwa kita mampu mengolah dan memanfaatkanya, pungkas Sarkowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun