Fly Over, Jembatan Selat Sunda, double track kereta api, jalan tol, dan perpipaan di Lampung. Itulah yang diimpikan oleh Genta Wirya Senjaya.
Ia juga mengusulkan bagaimana jika embarkasi atau bandara udara dipindahkan ke kabupaten waykanan karena disana lahannya masih luas dan murah. Jika di Branti lahan sangat mahal belum lagi kemacetan yang terjadi.
Jaringan distribusi permanen untuk perkabelan dan perpipaan pun akan menjadi lebih efisien jika digabungkan dengan jalur kereta api dan jalan tol yang merupakan program nasional pemerintah dan program gubernur.
Begitu juga dengan pendistribusian hasil pertanian tak akan terlambat karena banyaknya akses menuju kota. Tak hanya itu jalan tak akan mudah rusak karena pendistribusian barang akan dialihkan ke jalur kereta api. “Jika pembangunan itu terealisasikan bukan hanya akses ke Lampung yang mudah namun juga Lampung bisa menjadi Provinsi Internasional karena akan banyak dilirik investor asing,”ujarnya penuh semangat.
Dia memimpikan suatu saat nanti Lampung Conection terwujud dan Lampung akan menjadi Provinsi Internasional. Tidak lagi menjadi provinsi yang terpinggirkan. Namun hal tersebut dikecilkan oleh,Ketua DPD Hanura menurutnya Lampung Conenction memang kebutuhan realistis dari provinsi ini namun bagaimana bias terealisasi jika termyata program ini saja belum masuk dalam program pemerintah.
Dananya saja belum masuk ke APBN atau APBD. Hingga saat ini pun Genta belum mengusulkannya saat rapat di pemerintahan. Jika ini hanya sebatas wacana dikhawatirkan hanya sebagai isu politis saja, katanya.
Begitu juga dengan Chairol mantan Kadis PU, pembangunan memang harus di mulai dari isu sehingga menjadi sebuah visi dan misi.Namunlagi-lagi harus berkaca pada rencana pemerintahsebelumnya. Program yang sudah jelas dianggarkan saja belum tentu terealisasi apalagi wacana yang belum diprogramkan pemerintah.
Istilahnya sebelum membeli baju lihat dulu ukurannya, jelasnya. Di lampung ini banyak sekali mimpi yang belum terealisasi. Hasilnya nol besar semua. Lihat saja program water front city? Telah mengabiskan dana berapa. Tapi apa hasilnya?
Begitu juga dengan Akedemisi Unila, Dwi Herianto. Ia mengatakan Unila siap membantu program ini namun Unila pernah kecewa dengan pemerintah. Dulu pernah Unila sudah menyiapkan segala teknisi namun ternyata program itu tidak jadi. Jadi seperti hanya angan-angan kosong saja.
Namun hal itu dibantah oleh Sutono, menurutnya gagasan ini sebuah apresiasi. Dan jangan hanya sebatas rencana atau angan-angan saja. Namun harus ada action sehingga impian itu terwujud. Dan jangan hanya terpaku pada investor asing saja tetapi juga minta bantuan dari pemerintah. Selain itu harus ada studi kelayakan apakah program ini bermanfaat bagi daerah atau tidak, ujarnya. http://teknokra/nely merina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H