Di bawah terik mentari yang menyengat
Aku merasakan panas yang membakar kulit
Cuaca panas seperti belati yang menusuk
Menyulitkan langkahku dalam setiap perjalanan
Keringat membasahi tubuh yang lelah
Mengalir deras tanpa henti
Hati dan pikiranku resah oleh terik yang menyengat
Menginginkan teduh dalam pelukan sejuk
Dalam hembusan angin yang berlalu
Kucari sejumput kesegaran untuk diriku
Bukan karena kegelapan yang kubenci
Tapi karena kepanasan yang menyiksa jiwaku
Namun di balik terik yang menyengat itu
Tersembunyi keindahan dalam lembaran mentari
Sebagai pengingat akan kehidupan yang penuh warna
Dan kesempatan untuk mensyukuri setiap detik yang berlalu
Di antara hangatnya mentari yang memancar
Aku merasakan panas yang menyeruak
Cuaca panas menghantam kulit, menyiksa
Seolah-olah meminta maaf atas setiap langkahku
Tak ada tempat berlindung dari sinar yang menyengat
Hanya bayangan yang tak mampu menyembunyikan rasa terik
Namun aku bertahan dalam terik yang membara
Meski dalam hati, merindukan embun pagi yang sejuk
Dalam bayang-bayang senja yang meredup,
Aku menanti datangnya hembusan angin yang segar
Tidak benci pada cahaya matahari yang terang,
Namun mendambakan kelembutan dari cuaca yang tenang
Di balik terik yang menggigit itu
Tersembunyi keelokan dalam kemegahan alam
Sebagai pengingat akan kehidupan yang penuh warna
Dan sebagai kesempatan untuk menikmati setiap momen yang kita miliki
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI