Mohon tunggu...
1018Fatmawati
1018Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menjalankan hidup itulah tujuan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Sebuah Takdir

7 Maret 2024   22:55 Diperbarui: 7 Maret 2024   22:57 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kepada segara
Tolonglah, aku ingin bertanya
Perihal takdir ini, apa aku bisa?
Apakah aku bisa kokoh seperti baja?

Atau aku hanya segumpalan buih?
Yang diombang-ambing ke tengah laut
Yang kemudian hilang entah ke mana
Bisa saja buih-buih itu malu untuk menunjukkan wujudnya

Kepada segaraku
Tolonglah aku, mudahkanlah setiap langkahku
Tegakkanlah takdir dan hidupku
Takdirku setiap waktu sungguh seperti abu
Seperti gumparan anala yang membakar kayu

Jika tidak,
Terkam diriku
Hinakan aku
Bunuh saja aku
Robek seluruh jiwa ini tanpa meninggalkan noda
Bakar dan buang buihnya pada semudra
Agar semua lara ini lenyap tanpa tersisa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun