Okay.. hari pertama exclusive tour *gretongan* saya dimulai. Kita start dari pukul 8, laper , blm sarapan..entah..di Jogja itu hawanya serba lapar. Makanan murah dimana – mana *sejenak lupa ngontrol mulut* lele goreng garing yang gede dan gurih plus nasi hangat, lalapan segar dan sambal bawang yang pedasnya menggoda ataupun mau pilih sambal sesukamu Cuma 6rb. Di Jakarta mana ada?
Oke, kembali focus ya..haha..setelah para pemenang terkumpul, kita cus sarapan ke sop ayam kesukaan.. “Sop Ayam Pak Min”. Kalau di Jogja jangan ditanya murahnya sop ayam ini ya..mulai dari 6rb saja, mau cari tempatnya pun sangat mudah karena memang sop rempah hangat ini adalah salah satu sarapan khas warga Jogja. Tentunya selain nasi gudeg ayam suwir yang bisa kamu dapatkan Cuma dengan 3rb perak *yang ini dekat kos saya dulu sewaktu jadi mahasiswa, daerah kledokan, babarsari* atau soto lenthok, soto bening dengan kuah gurih dan suwiran ayam, beberapa potong tomat segar dan irisan kol serta tauge rebus, dan lenthok.. yaitu perkedel dari singkong yang seporsinya hanya 5rb. Aaahhhh…sudah sudah..saya jadi sangat lapar ini.
Kami semobil ada enam orang..ada saya dan Dedy, lalu pemenang yang lain Marsha dan Diah, fotografer yang telah disiapkan oleh Joglo Wisata, mas Faris, dan sopir handal sekaligus guide kita, pak Rino. Asik bangetlah.. kita bisa langsung akrab gitu, mas Faris ramah dan cukup handal dalam membidik momen – momen keren melalui lensanya. Kalau pak Rino? Jangan ditanya.. beliau sungguh sangat hapal lekuk jalan di Jogja. Walaupun beberapa destinasi pernah saya kunjungi tapi pak Rino berhasil bawa saya ogah tidur sepanjang perjalanan karena jalur alternative yang dia pilih *sebenarnya kita sempet kebablasan saat akan ke Goa Pindul, tapi pak Rino tanpa Tanya langsung bawa kita ke Goa Pindul tanpa perlu tersesat. Kalau mau ke Jogja sewa aja mobil+sopir pak Rino via JogloWisata. Recommended..
Setelah sarapan dimana kita pilih makan sesukanya.hahaha… kita cus ke “Goa Pindul”, ini adalah obyek wisata yang lagi ngehits di Jogja, Letaknya di desa Bejiharjo Dari Yogyakarta – Jalan Raya Wonosari – Piyungan – Bukit Patuk – Hutan Bunder – Jalan Raya Wonosari (Patuk-Playen) – Lapangan Gading – Pertigaan lampu merah ambil jalan ke kiri (lurus) - Jalan Raya Wonosari (Playen-Wonosari ambil menuju kota Wonosari) – Bundaran Siyono (Perempatan yang ada air mancur ditengahnya) ambil arah ke kiri – Ikuti jalan aspal yang lebar (ada pertigaan belokan ambil kanan) – lurus hingga lampu merah – Perempatan lampu merah lurus – Ada pertigaan yang sebelah kiri ada gerbang Desa Bejiharjo belok kiri – Ikuti jalan aspal terus hingga sampai lokasi yang banyak terdapat tulisan Pindhul/Pindul.
Goa Pindul adalah salah satu potensi wisata baru di daerah Gunung Kidul. Kata guide kami, pak Suwarno dari Vendor Dewa Bejo, wisata Goa Pindul ini mulai dibuka sekitar tahun 2010. Dan setiap musim liburan ataupun weekend pasti ramai..percaya sama saya, bahkan di kunjungan saya yang pertama saat libur lebaran tahun 2014, saya harus antri 4 jam buat masuk ke Goa. Weekend itupun Goa Pindul cukup ramai, tapi kita ga perlu antri dong..datang, langsung ganti baju dan jalan ke TKP. Oya, kita sekalian ambil paket “Body Rafting Sungai Oya” sekalian mandi di Air Terjun Pengantin cinnnn…
Persiapan main air, pakai pelampung dan sepatu karet dulu yukkk... dok : pribadi (Fotografer: Faris)
Kata Pindul sendiri ada sejarahnya, seinget saya ya *maaf yang paling saya inget saat ini adalah bakso depan kantor, laperrrr* Once upon a time, ada bayi hasil hubungan terlarang antara selir dan seorang Raja, konon katanya daripada suatu saat menimbulkan perselisihan pergeseran tahta, akhirnya sang raja memerintahkan untuk membuang bayi itu ke sungai, namun karena tidak tega sang pembuang bayi tersebut hanya memandikan bayi tersebut di sungai, nah pas mandiin itu, pipi sang bayi kena dinding tembok (dalam bahasa jawa disebut kejendul). Itulah kenapa dinamakan pindul (pipi kejendul) untuk selanjutnya sang bayi kemana? Maaf, saya lupa nanya ke guide saya.ihihihi..
selain cerita asal mula nama pindul, guide kami juga menunjukan batu air mata mutiara, dimana ada mitos bahwa wajah kita bisa cantik apabila terkena tetesan airnya yang hanya menetes pada waktu tertentu. Pas saya lewat ternyata ga netes. Mungkin batunya tau kalau kecantikan saya sudah level mentok.hahaha *dilempar sandal* ada juga batu perkasa, dimana pria yang berhasil pegang batu tersebut, keperkasaannya meningkat berlipat – lipat.. Dan, Dedy berhasil pegang.ehmmmm… habis dari KUA nanti, mari kita buktikan kebenarannya.hihihi… setelah puas di Goa Pindul, kami minum teh sebentar dan langsung cuss ke tempat body rafting di Sungai Oya.
Naik mobil bak terbuka *serasa kambing kurban*haha, melewati perkebunan kayu putih, lalu sampailah kita di Sungai Oya..saya pikir mekanismenya akan sama dengan di Goa Pindul. Jadi kita serombongan gandengan tangan bareng – bareng dan diberi satu pemandu..ternyata tidak… kita dilepas berdua – duaan *kata oma ini ga boleh* jadi kita tidur diatas ban masing- masing, gandengan berdua dan voila… rasakan sensasi menegangkannya. Tiduran diatas ban dengan arus sungai yang awalnya deras, sempet khawatirrrr..pakai banget. Apalagi saya ga bisa renang.Tapiiii… semua kekhawatiran langsung lenyap begitu nyemplung dan aaaaaaaa….. serasa surga mamaaaa..
eh saya ga tau ini eksklusivitas buat kita atau memang seperti itu prosedurnya yaa.. jadi kita jalan berempat dengan 1 pemandu dan dilepas dua-dua. Karena saya lihat rombongan setelah saya itu gandengan berbanyak kayak di Goa Pindul. Pas di sungai arus tenang, pemandu menawari kami untuk tetap diatas ban atau mau renang, 2 teman dan pacar saya udah langsung byurrr ajaa.. saya? Masih mikir.. akhirnya ga tahan liat kebahagiaan mereka, saya nyebur jugaa *lupa kalo pakai softlens* ahh…damai rasanya,seger, ga ada polusi, ga ada kesibukan, ga ada stress, sungai serasa milik kita..karena rombongan selanjutnya jaraknya lumayan jauh. Di tengah sungai ada air terjun yang namanya air terjun pengantin. Disana kita bisa loncat dari atas, ketinggian 5 meter. Mereka bertiga loncat, saya ga berani loncat..haha..saya hanya terapi air dibawah air terjunnya. Serasa semua masalah luntur, kepala dan hati jadi adem. Sayang, kita ga bawa kamera.Ga bisa mengabadikan moment dan indahnya alam sekitar. Eh tapi berkah ding, kita jadi benar – benar menikmati liburan kita. Thanks again Joglo wisata. Kalian harus coba!! Ingin merefresh pikiran?datang kesini..
Setelah sampai di hilir, disana ada warung. Cuma atu..warung tersebut jualan makanan, dengan tulisan “makan sepuasnya gratis” eits.. jangan terkecoh yaa.. makan disana memang gratis, tapi bayarnya di tempat vendor kita.hahaha.. tapi murah kok.. gorengan masih 500 perak, cilok, sarang burung, dan banyak lagi..
Ohya, saya pernah bilang kalau banyak mimpi saya yang terwujud lewat tour ini, ini salah satunya..waktu pertama kali datang ke Goa Pindul bulan Juli 2014, saya dan Dedy kepingin suatu saat balik lagi ke Jogja buat nyobain body rafting ini. coret ya coret….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H