Mohon tunggu...
fatmawati nurcahyani
fatmawati nurcahyani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Muda, Aktif, Energik Pecinta buku yang hobi masak dan nulis, Buat saya menulis itu mengungkapkan secara detail apa yang tidak bisa lisan sampaikan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pok Tunggal yang Menggoda, Liburan bersama Joglo Wisata (Part 3)

13 Maret 2015   15:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:42 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah postingan lalu saya cerita tentang surga di kawasan desa wisata Bejiharjo, kali ini kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Pok Tunggal. Setelah selesai mandi dan solat, hujan turun sangat deras. Saya sempat khawatir dengan cuaca di daerah pantai.. ah ternyata aman, tiba di kota wonosari langit telah terang.. di sepanjang perjalanan menuju pantai Pok Tunggal banyak sekali penjual belalang goreng, hayooo adakah yang pernah makan belalang goreng? Mungkin ada yang ngebayangin wujudnya aja udah pada eneg yah.. akhirnya kami putuskan untuk mampir dan beli belalang goreng untuk oleh-oleh teman di Jakarta. Awalnya mas penjualnya member harga 25 rb/ toples. Lalu kami tawar, dan harga kesepakatan adalah 3 toples+ 1 plastik kecil seharga 70rb.

Sebelum ke daerah pantai kita makan dulu di rumah makan seafood.nah ini nih.. dulu.. dulu banget saya pernah ke daerah pantai wonosari bareng temen – temen kuliah, setiap ke pantai pasti nglewatin rumah makan seafood ini. Tempatnya teduh dengan bangunan khas berbentuk Joglo, waktu dulu sempet ngebatin dalam hati. Suatu saat pengen banget bisa makan di restoran ini, maklumlah.. dulu masih kantong mahasiswa, jadi khawatir kalau mau masuk restoran.haha.. eh ga disangka, dari tim joglo wisata ngajakin makan di resto yang dulu pernah saya incer ini..wuhuuhu alhamdulilah

Saya pesan sup ikan dan ikan bakar, dedy dan marsha pesan kepiting asam manis, sedangkan diah pesan cumi goreng tepung.

Kalau untuk hitungan harga Jogja sih, resto ini agak mahal. Tapi kalau itungan Jakarta, resto ini murah kok.. rasanya juga enak, tapi hanya 7 dari skala 10. Maaf saya lupa nama restonya apa yah..bentar nanti ngubek – ubek file dulu.

Selesai makan kita lanjut ke Pok Tunggal. Pemandangan hamparan ijo di kanan kiri jalan bikin adem, bau air laut samar – samar tercium kala jendela mobil dibuka, kawasan wonosari memang deretan pantai yang indah, saya belum sempat mengunjunginya satu persatu. Sisakan buat Bulan Madu nanti lah yaa.. hihihi

Kalau menurut saya ya.. pergi ke daerah wonosari itu lebih asik naik motor, kalau naik mobil itu pusing, jalannya berkelok – kelok. Kalau naik motor itu tubuh kita menyesuaikan dengan jalanan, ga pusing dan kena angin seger *sambil rambut berkibar, serasa iklan shampoo* haha..

Sebelumnya saya pernah sekali ke pok Tunggal, Pantai yang terletak di sebelah timur pantai Indrayanti ini belum begitu terjamah dibanding pantai Baron maupun Indrayanti. Jalan untuk masuk ke pantai masih berupa tanah dan batu, retribusi masuknya hanya sukarela. Ikon pantai ini berupa pohon tunggal yang menyambut kita begitu sampai di pantai. Entah saya kurang tau apa nama pohon tersebut. Dulu waktu pertama kali datang ke Pok Tunggal, Pohon tersebut belum dipagari dengan bamboo seperti saat ini, terlihat lebih alami waktu dulu. Entah, mungkin masyarakat ingin melestarikan ikon tersebut.

Ikon pohon yang menyambut kita saat tiba di Pok Tunggal. dok: pribadi

Hayooo... lihat ini adakah yang mau segera lari ke pantai? dok: pribadi

Salah satu keistimewaan lain pantai ini adalah 2 bukit karang di sisi kanan dan kiri yang mengelilinginya.

ini dia, penampakan bukit sebelah timur pantai Pok Tunggal. dok: pribadi

Waktu pertama kali mengunjungi, saya pilih melihat senja dari bukit di sisi timur, setelah berjalan di hamparan pasir, lalu disambut rentetan batu, mendaki anak tangga yang masih begitu alami, dan yang paling menegangkan adalah melewati sisi tebing yang cukup tinggi hanya dengan bantuan jembatan bamboo. Sebelum naik saya sempat takut, tapi rasa penasaran saya mengalahkan ketakutan saya. Dan saya berhasil sampai ke bukit nya… ALhamdulilah, tips dari saya adalah, jangan tengok ke bawah. Pandangan lurus ke depan dan tetap konsentrasi sambil berpegangan ke tembok karang. Pemandangan diatas sana luar biasa.. ada tanah lapang yang mungkin mau piknik, atau gubug – gubug buat beristirahat sambil minum es degan, tapi hati – hati ya.. beberapa gubug disana sengaja dibangun untuk disewakan, jadi kalau kita duduk sebentar saja, bisa – bisa ditarik uang sewa. Hehehe.. menikmati senja dari atas bukit Pantai Pok Tunggal sebelah timur, serasa memandang senja di Uluwatu Bali, dan menuliskannya kembali serasa saat ini badan saya berada pada suasana itu.

Kunjungan kedua bersama Joglo wisata ini saya memilih mendaki bukit di sebelah barat. Bukit ini lebih didominasi batu karang yang tajam. Saya tidak bisa membandingkan kecantikan kedua bukit tersebut, karena keduanya memiliki karakter yang berbeda, ibaratnya ngebandingin kecantikan asia saya dengan kecantikan bule nona Paris Hilton. Hahaha…

Menjelang sore kami turun dari bukit dan menikmati pantai sambil duduk diatas pasir, pantai ini sekarang mulai ramai dikunjungi orang, sepertinya para blogger seperti saya sudah banyak yang menceritakan kecantikannya pada dunia. Semoga para pengunjung dan masyarakat sekitar tetap menjaga kebersihan, kecantikan dan kealamiannya. Waktu jalan ada beberapa anak muda dari BEM salah satu Universitas swasta yang minta tolong ke Dedy buat difotoin, setelah selesai, salah satu dari mereka menawari dedy untuk memfoto kami gantian, dengan halus kami bilang bahwa kami sudah bawa fotografer pribadi, sambil menunjuk ke mas Faris Oyeee.. Maaf ya mas, bikin kamu sesak napas di hari sabtu karena mengambil foto – foto romantic kita.hihiihi…

Pantai ini juga salah satu spot camping yang bagus, asal langit cerah, kalian bisa liat samudra bintang yang epic banget. *saya pernah liat di kunjungan pertama saya* bayangin yaa… kalian camping berdua dengan pasangan halal kalian sambil bakar ikan dan jagung di tepi pantai, ditemani cahaya dari api unggun yang menghangatkan di bawah taburan bintang dan bulan purnama yang bulat utuh. Ini honeymoon impian saya pemirsa, semoga terkabul. Sekarang merapal dulu.haha..

Menjelang pukul  17.30 kami kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan ke romantic dinner. Kemana kita? Tunggu cerita mimpi saya yang kembali terwujud melalui romantic dinner ini.

Foto – foto  ini saya ambil dari liburan saya sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun