L A R A
Oleh: Andi Fatmawati Rusdin
Aku, duduk meringkuh dikegelapan malam
memandang maya yang membungkam
mencari secercah harapan
Aku terjebak dalam jurang yang curam
tertimbun bebatuan harapan yang tak lain adalah maya
penaku terus terukir, mencari jiwa yang bisa mengulurkan tangannya padaku
Tak ada yang mengetahui diriku
Sekalipun kau!
Aku ingin berteriak
namun, lisanku telah terkoyak
Aku ingin menangis
namun, air mataku telah habis
Aku ingin berlari
namun, lagi-lagi kaki ku telah robek
Hanya tersisa jemari yang terus menari bersama pena
mengukir cerita luka lara
menyaksikan luka yang abadi
Aku akan terus disini ...
di jurang yang curam ini
jurang yang telah engkau hadiahkan
bukankah hadiah itu harus dihargai?
Yah, aku menghargai hadiahmu
Aku akan terus duduk meringkuh di jurang ini
sembari mengukir aksara lara
menghibur bekas-bekas keprihatinan untuk diriku.
Bukankah terasa indah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H