Â
Kita berdiri di medan pertikaian,Â
Tatap penuh bara, hati penuh penolakan.Â
Kata-kata tajam jadi senjata,Â
Seolah dunia tak bisa menyatukan kita.Â
Aku membencimu, kau pun sama,Â
Seakan takdir hanya memberi luka.Â
Namun, di balik amarah yang kita jaga,Â
Ada getar yang diam-diam menyapa.Â
Langkah kecil mematahkan dinding,Â
Benci berubah menjadi rasa yang hening.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!