Di perpustakaan tua yang penuh pesona,
Cahaya remang membelai setiap sudut.
Rak-rak kayu berdiri kokoh di heningnya malam,
Menyimpan kisah yang menunggu disentuh.
Halaman demi halaman membawa jejak waktu,
Tulisan-tulisan lusuh menyimpan rahasia.
Di antara aroma kertas dan debu yang menguar,
Sejarah berbicara pada siapa saja yang mendengar.
Dua jiwa datang dengan pencarian yang sama,
Melangkah pelan di lantai yang berderit.
Dalam diam, tangan mereka menyentuh cerita,
Mengurai masa lalu yang terselubung makna.
Di bawah cahaya lampu yang redup,
Pandangan mereka bertemu di sela buku tua.
Detik-detik terhenti, menatap takdir,
Seolah perpustakaan ikut memahat kisah baru.
Percakapan terjalin dari baris-baris kalimat,
Menghubungkan pikiran dengan hati yang terpaut.
Mereka tertawa, mereka terdiam,
Menyelami dunia yang hanya mereka pahami.
Perpustakaan menjadi lebih dari sekadar tempat,
Ia berubah menjadi ruang bagi mimpi dan rasa.
Di antara rak tua dan lembaran berdebu,
Tumbuh benih cinta yang murni dan sederhana.
Tidak hanya cerita cinta yang mereka temukan,
Tetapi juga kekayaan pikiran dan imajinasi.
Bersama mereka menulis bab kehidupan,
Di mana ilmu dan hati bersatu dalam harmoni.
Di balik halaman tua yang lusuh,
Perpustakaan menjaga rahasia abadi.
Mereka meninggalkan jejak di setiap langkah,
Menjadi bagian dari cerita yang tak pernah usai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H