Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lukisan Langit Setelah Tangis

24 November 2024   14:28 Diperbarui: 24 November 2024   14:46 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Langit menangis dalam sunyi malam,
Menurunkan hujan sebagai salam.
Rinainya melukis cerita sendu,
Seakan bumi membaca rindu.

Tangisnya lirih, tak lagi keras,
Membasuh luka yang terasa pedas.
Setiap tetesnya adalah doa,
Menghapus duka, membawa asa.

Ketika tangis mulai reda,
Langit tersenyum, pelangi bertahta.
Merah, jingga, hijau, dan biru,
Berjanji harapan takkan berlalu.

Bidadari turun menari di langit,
Dengan lembut menyulam langit kelam yang sakit.
Di sayapnya tertanam kisah ceria,
Menjadi penjaga jiwa yang luka.

Lukisan langit adalah keajaiban,
Dicipta hujan, dirangkai harapan.
Setelah tangis, terang mengintai,
Membawa damai yang tiada usai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun