Di pojok kota, perpustakaan tua berdiri,
Dengan rak kayu yang usianya hampir seabad,
Buku-buku terbaring, lusuh dan berdebu,
Menjaga kisah-kisah yang hampir terlupa.
Lembaran kuning, aroma kertas tua,
Memanggil jiwa-jiwa yang haus akan cerita,
Di sela-sela halaman yang mulai retak,
Tersimpan kenangan, zaman yang tak berjejak.
Judul-judul yang pudar di balik debu,
Berbisik pelan, memanggil tanpa suara,
Mengajak kembali ke masa silam,
Melukis imajinasi, menerobos zaman.
Di sini sunyi, namun kaya makna,
Perpustakaan ini rumah jiwa yang tenang,
Tempat kata-kata bertemu dan bercumbu,
Dalam damainya dunia yang begitu syahdu.
Meski usang, tak lekang oleh waktu,
Perpustakaan tua tetaplah berharga,
Karena di dalamnya terpendam permata,
Cerita manusia dan jejak sejarahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H