Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dari Luka ke Cahaya

20 Oktober 2024   19:15 Diperbarui: 20 Oktober 2024   19:42 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari luka yang membakar dada,
Tertatih kutapaki jalan sunyi,
Tangisan malam menggema di dada,
Namun langkahku tak pernah berhenti.

Angin membawa bisikan gelap,
Menggoda hati yang hampir rapuh,
Namun sabar kutanam dalam jiwa,
Tumbuh perlahan, menahan jatuh.

Di tiap detik yang kurasakan pedih,
Ada cahaya yang samar menyapa,
Sabar merangkul dalam sepi,
Menyulam harap di ujung asa.

Kehilangan menuntunku belajar,
Bahwa badai tak selamanya kekal,
Setelah hujan reda perlahan,
Mentari datang dengan sinar yang tak kenal gagal.

Sabar bukanlah penantian sia-sia,
Ia adalah kekuatan dalam sunyi,
Dari luka yang kuterima dengan rela,
Terbitlah cahaya, membawa diri ke puncak tinggi.

Kini kulihat puncak kemenangan,
Bukan hanya bagi yang kuat bertarung,
Namun bagi jiwa yang tetap tabah,
Yang melangkah dengan sabar, meski tersungkur dan terkurung.

Dari luka ke cahaya yang memancar,
Sabar menuntunku ke puncak harapan,
Dan di sana, kutemukan diriku,
Berdiri gagah, dalam terang yang kutunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun