Di ujung jalan yang berliku dan sepi,
Kuhadirkan bayanganmu, Ayah tercinta,
Panggilan suaramu memecah keheningan,
Menyambut kepulangan di setiap langkah.
Setiap langkahku terukir dengan nasihatmu,
Yang terdengar dalam bisikan-bisikan hati,
Di antara keramaian dan sunyi malam,
Aku merindukan panggilan suaramu yang lembut.
Ayah, dalam setiap jalan pulangku,
Aku mengenang jejak langkahmu yang teguh,
Cahayamu menyinari jalan yang kujalani,
Menyemai harapan di tengah kegelapan.
Panggilan suaramu adalah sumber kekuatan,
Yang menggetarkan jiwa dan menguatkan langkah,
Meski jarak memisahkan kita dalam dunia,
Cinta dan doa tetap menyatu dalam kalbu.
Di pelukanmu, aku menemukan ketenangan,
Kau adalah tempat perlindungan yang sejati,
Dalam puisi ini, kucurahkan rindu yang mendalam,
Untuk ayahku, pahlawan yang tak pernah pudar.
Panggilan suara di jalan pulang,
Menyulut kenangan tentang kehangatanmu,
Setiap detik kuberharap bertemu lagi,
Menyambut senyum dan pelukan di pangkuanmu.
Ayah, dalam hatiku terukir nama dan cerita,
Tentang kasih dan pengorbanan yang tiada tara,
Panggilan suaramu mengisi ruang kosong,
Menjadi pengingat akan kehadiranmu yang abadi.