Mentari menyingsing di ufuk timur,
Membawa harapan di setiap sinarnya.
Mengusir gelap malam yang kelam,
Menghangatkan hati yang beku.
Saat mentari menjulang tinggi,
Dunia berseri dalam terang.
Setiap langkah penuh semangat,
Setiap senyum merekah indah.
Namun, mentari tak selamanya bersinar,
Senja datang, warna langit merona.
Mentari perlahan turun ke peraduan,
Menyisakan jejak keemasan di cakrawala.
Ketika malam menjelma tenang,
Bintang-bintang muncul di angkasa.
Mereka berkedip dengan lembut,
Menjadi penerang di tengah gelap.
Bintang adalah cahaya dari kejauhan,
Menceritakan kisah dari masa lampau.
Mereka menuntun pelaut di lautan,
Menjadi harapan bagi yang tersesat.
Di malam yang sunyi, bintang bercahaya,
Menghiasi langit dengan keindahan.
Dalam keheningan, mereka berbisik,
Tentang mimpi dan harapan yang abadi.
Mentari dan bintang, dua kutub yang berbeda,
Namun keduanya saling melengkapi.
Mentari memberi terang di siang hari,
Bintang memberi ketenangan di malam kelam.
Kisah mentari dan bintang adalah kisah kita,
Tentang perjuangan dan ketenangan.
Tentang harapan di pagi hari,
Dan impian di malam sunyi.
Saat mentari dan bintang bertemu di cakrawala,
Ada momen magis yang tercipta.
Senja yang indah menghubungkan keduanya,
Menjadi lukisan alam yang sempurna.
Mentari dan bintang, meski berbeda,
Mengajarkan kita tentang keseimbangan.
Bahwa dalam terang dan gelap,
Terdapat keindahan yang tiada tara.
Mari kita jalani hidup ini,
Dengan semangat mentari di siang hari,
Dan ketenangan bintang di malam sunyi.
Karena keduanya adalah anugerah,
Yang memberi warna dalam kehidupan kita.