Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tawa dan Tangis

18 Juni 2024   20:29 Diperbarui: 18 Juni 2024   20:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam harmoni kehidupan yang abadi,
Tawa dan tangis berjalan beriringan.
Seperti siang dan malam berganti,
Menciptakan melodi dalam kehidupan.

Tawa adalah sinar mentari pagi,
Menghangatkan hati yang beku.
Menyebar kegembiraan di setiap sudut,
Menghidupkan jiwa yang lesu.

Di balik tawa, ada kebahagiaan murni,
Menyiratkan kenangan manis yang abadi.
Kita tertawa dalam pelukan teman,
Menyambut hari dengan semangat baru.

Namun, tak selalu mentari bersinar cerah,
Kadang awan gelap menyelimuti langit.
Tangis hadir dalam bisikan malam,
Melepaskan beban yang terpendam.

Tangis adalah bahasa hati,
Yang terkadang sulit diungkapkan kata.
Dalam tetesan air mata yang jatuh,
Ada luka dan duka yang terurai.

Di balik tangis, ada kekuatan tersembunyi,
Menyembuhkan luka yang menganga.
Kita menangis dalam kesendirian,
Menemukan kedamaian dalam kesedihan.


Tawa dan tangis, dua sisi koin kehidupan,
Mengajarkan kita tentang keseimbangan.
Dalam tawa, kita menemukan sukacita,
Dalam tangis, kita menemukan kedalaman.

Hidup adalah tentang merangkul keduanya,
Menerima tawa dengan syukur,
Menerima tangis dengan tabah,
Karena keduanya adalah bagian dari diri kita.

Di setiap tawa yang pecah,
Ada tangis yang tersimpan.
Di setiap tangis yang mengalir,
Ada tawa yang menanti di ujung.

Mari kita jalani hidup ini dalam harmoni,
Dengan tawa yang tulus dan tangis yang jujur.
Karena di antara keduanya, kita menemukan,
Kekuatan sejati dari kehidupan.

Tawa dan tangis, dalam irama yang sama,
Membentuk simfoni kehidupan yang sempurna.
Menyatu dalam alunan hati,
Menjadi kisah kita yang tak terlupakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun