Di ujung bukit yang hijau,
Berdiri megah rumah impian,
Dikelilingi oleh hutan dan ladang,
Tempat di mana angin berbisik lembut,
Dan burung-burung bernyanyi merdu.
Rumah itu terbuat dari kayu,
Hangat dan ramah, seperti pelukan ibu,
Jendela besar menghadap ke lembah,
Membiarkan cahaya pagi masuk dengan lembut,
Menghangatkan setiap sudut ruangan.
Halaman luas dengan taman bunga,
Tempat anak-anak berlari gembira,
Ada ayunan di bawah pohon tua,
Menanti tawa riang dan cerita petualangan.
Di dapur yang harum dengan aroma,
Tersedia makanan yang dibuat dengan cinta,
Di meja makan, keluarga berkumpul,
Berbagi cerita, tawa, dan harapan.
Di ruang tengah, perapian menyala,
Mengusir dingin malam yang membekap,
Di sekitarnya, kita duduk bersama,
Bercerita hingga mata terpejam.
Kamar-kamar penuh kehangatan,
Tempat mimpi-mimpi indah bersemayam,
Dengan jendela yang menghadap langit,
Mengundang bintang-bintang untuk bercerita.
Di beranda, kursi goyang menanti,
Menemani senja yang merah merona,
Dengan secangkir teh hangat di tangan,
Menikmati detik-detik yang berlalu perlahan.
Rumah impian bukan sekadar bangunan,
Namun tempat di mana hati menemukan rumah,
Di mana cinta dan kehangatan berdiam,
Tempat kita kembali, di setiap akhir perjalanan.
Rumah impian adalah tempat sederhana,
Namun penuh dengan kenangan dan harapan,
Di sana, kita membangun cerita,
Dengan cinta yang abadi dan kebahagiaan yang sejati.