Di antara reruntuhan masa lalu,
Kita berjalan, langkah demi langkah,
Menyusuri lorong-lorong hati yang sunyi,
Menuju pelabuhan cinta yang abadi.
Senyummu adalah peta yang membimbing,
Menembus kabut kesendirian,
Mengarahkan langkahku pada jalan yang benar,
Menuju pelukan hangat yang menunggu.
Di sini, di titik temu dua hati,
Senyum itu bermakna lebih dari kata-kata,
Ia adalah bahasa rahasia kita sendiri,
Yang berbicara tentang keabadian cinta.
Kita berjalan, tak pernah sendiri lagi,
Di bawah sinar mentari yang bersahabat,
Menjelajahi dunia yang baru kita ciptakan,
Dengan senyum dua hati yang menemukan jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H