Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati yang Menyimpan Luka

20 Januari 2024   21:24 Diperbarui: 20 Januari 2024   21:32 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hati yang menyimpan luka, sebuah kisah yang terukir,
Dalam setiap denyutnya, terdapat jejak perjalanan yang pedih.
Begitu dalam, luka itu seperti bayangan yang mengikuti,
Mewarnai dunia dalam corak yang kelam.

Di sudut hati yang tersembunyi, ada cerita pilu,
Luka yang tercipta oleh kata-kata dan tindakan.
Sebuah rahasia yang tak mudah terungkap,
Ditutup rapat oleh tembok ketakutan dan kekecewaan.

Setiap senyum terkadang adalah topeng yang menutup,
Kenyataan bahwa hati ini masih terluka.
Dalam diam, ia meratapi kehilangan dan kegagalan,
Menyimpan harapan di balik reruntuhan cinta yang pudar.

Namun, hati yang menyimpan luka juga kuat,
Ia adalah pejuang yang melangkah dalam kegelapan.
Mengubah rasa sakit menjadi kekuatan,
Menyulam kembali serat-serat harapan yang putus.

Terlepas dari luka yang terukir di relungnya,
Hati ini masih mampu mencintai dan berdamai.
Mungkin butuh waktu, tapi ia belajar memaafkan,
Menyembuhkan luka dengan cinta yang tulus.

Hati yang menyimpan luka, seperti bunga yang layu,
Namun, di setiap kelopaknya terdapat keindahan tersendiri.
Ia adalah kanvas yang dicat oleh perjalanan yang sulit,
Menjadi cermin bagi keberanian dan ketabahan.

Mungkin ada hari di mana luka itu sembuh,
Namun, hingga saat itu, biarkanlah ia merajut.
Hati yang menyimpan luka, tempat di mana kelemahan bertemu keberanian,
Menjadi saksi perjalanan yang membangun dan menguatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun