Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sore Hari yang Teduh

18 Januari 2024   01:44 Diperbarui: 18 Januari 2024   01:47 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore hari yang teduh, mentari perlahan turun,
Warna jingga memeluk langit, menciptakan lukisan indah.
Bayangan panjang menjelang, merangkul bumi,
Seakan-akan alam merenung dalam ketenangan.

Angin sepoi-sepoi menyapa dedaunan,
Membawa aroma harum dari bunga-bunga.
Saat matahari bersembunyi di balik perbukitan,
Sore hari datang dengan kelembutan.

Langit berubah menjadi gradasi warna,
Dari kemerahan hingga biru gelap yang dalam.
Berkumpulnya burung-burung menuju sarang,
Seolah-olah mereka pun merayakan kedamaian.

Sore hari yang teduh, suasana damai merayap,
Menghipnotis alam dan hati yang terpesona.
Di tengah riuh dunia, ada ketenangan,
Seperti pelukan lembut dari kehadiran senja.

Sesejuk embun menyapa daun-daun,
Malam yang menggantikan siang dengan tenang.
Sore hari yang teduh adalah waktu berhenti sejenak,
Merajut kenangan indah dalam keheningan.

Di antara pohon dan rerumputan hijau,
Sore hari menawarkan keindahan yang mempesona.
Dalam kesejukan dan ketenangan senja,
Kita dapat merasakan kehadiran keabadian.

Sore hari yang teduh, serupa dengan pelukan,
Menyentuh hati dengan kelembutan.
Seolah-olah alam berbicara dengan bisikan lembut,
Sore hari yang teduh, memberikan kenangan abadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun