Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berlian

14 Januari 2024   20:58 Diperbarui: 14 Januari 2024   21:00 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berlian, batu mulia yang bersinar indah,
Kekuatan alam yang terjelma dalam kilauannya.
Dibentuk di dalam perut bumi yang dalam,
Berlian, simbol keabadian dan kekuatan yang abadi.

Ketika sinar mentari menyentuhnya,
Berlian bermain-main dengan cahaya, memancarkan kilau indah.
Sebagai permata paling keras, tanpa tanding,
Berlian, metafora kekuatan dalam kelembutan.

Terbentuk dari tekanan dan waktu yang panjang,
Berlian, bukti keajaiban alam yang luar biasa.
Seperti hati yang mengalami cobaan dan ujian,
Berlian, keindahan yang muncul dari perjalanan yang sulit.

Dalam cincin pernikahan, berlian menjadi saksi,
Cinta yang abadi, tak ternilai harganya.
Seiring waktu, berlian menyaksikan kisah asmara,
Berlian, saksi bisu dari janji yang diberikan.

Namun, di balik keindahannya, berlian punya cerita,
Dari pertambangan yang mungkin tak pernah terbayangkan.
Berlian, mengingatkan kita akan tanggung jawab kita,
Dalam memperlakukan kekayaan alam dengan bijak.

Bagaikan bintang yang jatuh dari langit malam,
Berlian, titik terang dalam dunia yang sering kelam.
Simbol kemewahan, keanggunan, dan keabadian,
Berlian, karunia alam yang menginspirasi hayal dan keajaiban.

Terima kasih, berlian, batu berharga yang tak terkira,
Menyimpan keindahan dan keajaiban alam yang mempesona.
Dalam kilau dan kecantikanmu, kita temukan keajaiban,
Berlian, ciptaan alam yang memberi inspirasi dan keberlanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun