Di hutan sunyi yang rindu pelukan,
Berdiri pohon kesepian sendirian.
Daunnya bergoyang, merindukan teman,
Dalam sunyi, ia menanti sapaan.
Akar-akarnya menggenggam bumi,
Menyiratkan kesepian yang mendalam.
Rantingnya menjulang tinggi mencari,
Sentuhan hangat yang membuatnya hidup.
Pohon kesepian, merindu dalam hening,
Hati kayu yang penuh kerinduan.
Dalam bisikan angin yang lembut berbisik,
Ia bermimpi teman sehidup yang setia.
Firman alam berbicara, tanpa kata,
Pohon kesepian meresapi kesendirian.
Namun, ia tetap tegar di tanah gersang,
Menanti cinta datang mengusir sendirian.
Cahaya bulan menyapa dedaunan,
Menyinari pohon kesepian yang sunyi.
Puisi alam melantunkan lagu pelipur,
Merangkulnya dalam sepi yang tenang.
Meski kesepian merayap dalam ranting,
Pohon ini tetap berdiri gagah dan kuat.
Menanti waktu di mana tak lagi sendiri,
Bersama insan dan alam, jalin kasih abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H