Di lorong waktu, diantara bayangan hari-hari,
Terjalin pertemuan yang abadi, tak terlukiskan.
Seperti angin yang berbisik di padang gurun pasir,
Pertemuan itu menjadi jejak di lautan pasir waktu.
Pertemuan diantara mata yang tak pernah terpandang,
Sebuah kilas balik, di dalam ingatan yang dalam.
Senyum-senyum yang bertemu di persimpangan jalan,
Pertemuan yang abadi, merajut takdir yang terbaca.
Di bawah cahaya rembulan yang merona,
Pertemuan itu menjelma menjadi tarian malam.
Langkah-langkah yang berpadu, dalam irama rindu,
Sebuah pertemuan abadi, tak pernah pudar warnanya.
Di sudut hati yang tersembunyi,
Pertemuan melambangkan titik cerah di dalam gelap.
Kata-kata yang tak terucap, tersimpan dalam mata,
Pertemuan yang abadi, membawa arti yang mendalam.
Bukan hanya di dunia nyata, tapi dalam mimpi,
Pertemuan itu menari di atas awan biru.
Sebuah kisah di mana waktu tak pernah berakhir,
Pertemuan yang abadi, merayakan keabadian cinta.
Pertemuan di dalam senyap yang membisu,
Dalam heningnya malam, diantara bintang-bintang.
Pertemuan itu menyapa dengan lembut,
Sebuah kisah yang tak pernah padam, selamanya.
Dan ketika matahari terbenam dengan gemilang,
Pertemuan yang abadi menjadi siluet yang teduh.
Seperti bayangan yang melekat di balik temaram,
Pertemuan itu abadi, dalam ingatan dan ruang hati.
Maka, dalam riak waktu yang tak terbatas,
Pertemuan yang abadi menjadi mahakarya tak terkalahkan.
Sebuah cerita tentang ketidakpastian yang indah,
Pertemuan itu, kekal di dalam kenangan yang abadi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI