Di Bukit Turshina yang menjulang tinggi,
Langit biru melingkupi, sungai berderai riang.
Pohon-pohon menari, merasakan angin lembut,
Puisi tercipta di setiap helai daun yang gemulai.
Bukit Turshina, puncak yang menantang,
Mengundang petualangan, menyongsong matahari pagi.
Langit penuh warna, senandung embun pagi,
Puisi alam bersajak, di setiap langkah yang terasa.
Bahkan batu-batu di lerengnya bicara,
Kisah-kisah zaman terukir dalam goresan waktu.
Sungai kecil mengalir, sebagai pembawa cerita,
Puisi Bukit Turshina, terbentang dalam alam yang luas.
Bunga-bunga tumbuh dengan riang,
Seakan-akan melukiskan warna dalam puisi.
Serangga-serangga menyelami rahasia tanah,
Bukit Turshina, labuah puisi yang tiada tara.
Di puncaknya yang megah, panorama terbentang,
Seperti puisi yang diterjemahkan ke dalam alam.
Berkicau burung-burung, melodi yang syahdu,
Bukit Turshina, puisi yang nyata dalam sunyi.
Pada senja, langit berwarna oranye keemasan,
Bukit Turshina menyapa, dalam pesona senyap.
Siluet pepohonan menari-nari di langit,
Puisi senja di Bukit Turshina, menawarkan kedamaian.
Di bawah cahaya rembulan, malam datang bersahaja,
Dengung serangga menjadi simfoni malam.
Bukit Turshina, dalam gelapnya malam,
Puisi bintang-bintang menggantung, tak terhingga.
Bukit Turshina, lantunan puisi alam,
Dalam setiap serinya, keindahan mengalun.
Menginspirasi hati untuk menyusuri,
Puisi yang tak terkira, di Bukit Turshina.