Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ucapan adalah Doa

1 September 2023   01:19 Diperbarui: 1 September 2023   01:43 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa yang dikelilingi oleh perbukitan hijau, tinggallah seorang nenek bijak bernama Nuri. Nuri adalah sosok yang sangat dihormati oleh penduduk desa karena kebijaksanaan dan kata-kata bijaknya. Ia selalu mengajarkan kepada siapa pun yang mendengar, bahwa "ucapan adalah doa".

Suatu pagi, seorang pemuda bernama Dian datang menemui Nuri dengan perasaan cemas di wajahnya. Ia bercerita tentang kesulitannya dalam mencari pekerjaan dan perasaannya yang semakin putus asa. Nuri dengan penuh perhatian mendengarkan cerita Dian, lalu berkata, "Ingatlah, Dian, ucapan adalah doa. Katakanlah kata-kata yang baik dan positif, karena energi yang kita pancarkan akan kembali kepada kita."

Dian merenungkan kata-kata bijak Nuri. Ia merasa terinspirasi untuk mengubah sikapnya. Mulai saat itu, Dian berusaha untuk merubah cara berpikirnya dan berkata-kata dengan positif. Setiap hari, ia bangun pagi dengan ucapan terima kasih atas hidupnya dan berbicara dengan penuh harapan tentang masa depan.

Beberapa minggu kemudian, perubahan dalam diri Dian mulai terlihat. Ia lebih bersemangat dalam mencari pekerjaan dan tidak lagi merasa putus asa. Bahkan, beberapa orang di desa memperhatikan aura positif yang terpancar dari Dian. Mereka merasa senang berada di sekitar Dian karena kata-katanya yang penuh semangat.

Suatu hari, sebuah kesempatan pekerjaan muncul di desa sebelah. Dian memutuskan untuk mencoba. Ia pergi ke sana dengan keyakinan dan membawa ucapan positif dalam hatinya. Setelah beberapa hari, kabar baik datang: Dian diterima bekerja di desa sebelah! Ia kembali dengan wajah berseri-seri dan menceritakan kabar gembira itu kepada Nuri.

Nuri tersenyum puas. "Lihatlah, Dian. Ucapanmu yang positif dan penuh harapan telah menjadi doa yang terdengar oleh alam semesta. Setiap kata yang kita ucapkan memiliki kekuatan, dan energi baik akan selalu membawa kebaikan dalam hidup kita."

Dian memandang Nuri dengan rasa terima kasih yang mendalam. Ia menyadari betapa benar kata-kata bijak nenek itu. Sejak saat itu, Dian terus mengamalkan prinsip "ucapan adalah doa" dalam kehidupannya. Ia mengajarkan kepada teman-temannya untuk selalu berkata-kata dengan positif dan mengisi hati dengan harapan.

Dalam perjalanannya, Dian belajar bahwa kata-kata yang kita ucapkan adalah cerminan dari hati kita. Jika kita mengisi hati dengan cinta, harapan, dan rasa syukur, maka kata-kata kita akan menjadi doa yang memancarkan energi positif ke seluruh dunia. Kini, setiap penduduk desa mengingat pesan bijak Nuri, bahwa "ucapan adalah doa," sebagai pengingat untuk menjaga hati dan kata-kata mereka selalu positif dan membangun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun