Seorang sahabat (Abu Dzar radhiallahu 'anhu) bertanya,"Wahai Rasulullah, apakah kalimat tauhid merupakan kebaikan?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Kalimat itu ( ) merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan."
"Dzikir yang paling utama adalah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah)." (HR. Tirmidzi)
"Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah) maka dia masuk surga." (HR Abu Dawud)
Kalimat tauhid ini ( ) adalah 'penyelamat' dari neraka, bagi orang yang mengucapkannya dengan jujur dari lubuk hatinya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka orang-orang yang mengucapkan demi mengharap Wajah Allah semata." (HR Bukhori Muslim)
Syaikh 'Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim Al Hambali berkata, "Hadits ini menunjukkan hakikat makna kalimat
Barangsiapa yang mengucapkan kalimat tersebut dengan mengharap wajah Allah, maka ia harus mengamalkan konsekuensinya yaitu dengan mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan. Balasannya bisa diperoleh jika terpenuhinya syarat dan terlepasnya halangan." (Hasyiyah Kitab Tauhid)
Mereka yang mengucapkan kalimat ini dengan jujur dari dasar hatinya adalah orang-orang yang paling beruntung memperoleh syafaat Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, sebagaimana sabda beliau:
"Orang yang paling berbahagia menerima syafaatku pada hari kiamat ialah mereka yang mengucapkan dengan ikhlas dari hati atau jiwanya."
Inilah amalan yang lebih berat dalam timbangan, apabila diucapkan dengan ikhlas dan jujur dari dalam hati. Disebutkan dalam sebuah hadits,