Menjaga Allah pada hakikatnya adalah menjaga agar Allah selalu ridha pada keadaan dan amalan kita. Termasuk di dalamnya adalah beriman kepada qadha dan qadar.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menutup pesannya dengan kalimat,
"Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan."
Beriman kepada qadha dan qadar Allah pada hakikatnya adalah ridha terhadap semua ketetapan-Nya, meski terkadang ketetapan-Nya kurang baik dalam pandangan kita (tidak menyenangkan).
Memang, mengimani takdir yang baik itu terlihat lebih mudah, meski sebenarnya tidak. Alangkah banyaknya kita dapati, orang-orang yang diberikan nikmat dan karunia Allah justru kemudian merasa dimuliakan Allah. Lalu menjadi sombong dan lupa bersyukur sehingga mendatangkan kemurkaan Allah. Hingga kemudian, ketika Allah murka dan mencabut kenikmatan dan kemuliaan itu, mereka pun merada kecewa dan berputus asa dari rahmat Allah, sebagaimana firman-Nya,
"Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (QS Alfajr:15-16)
Kebanyakan manusia lalai dan bahwasannya kekayaan dan kenikmatan yang Allah limpahkan kepada mereka adalah karomah, tetapi mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah ujian dan cobaan dari Allah. Kemudian jika tidak mendapatkan apa-apa, mereka menganggapnya sebagai suatu kelemahan dan kehinaan. Begitulah manusia dengan keadaannya yang bermacam-macam, dia tidak mengetahui bahwa ini adalah ujian dari Allah, agar terlihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur atas nikmat Allah-Nya.
Ini merupakan sifat orang kafir. Adapun bagi orang mukmin, kemuliaan adalah jika Allah memuliakannya dengan ketaatan dan memberinya taufik untuk melakukan amalan akhirat; sedangkan kehinaan adalah dengan tidak diberi taufik untuk melakukan ketaatan dan amalan penghuni surga.
Betapa banyak wali-wali Allah yang disempitkan urusannya dunianya, dan dibatasi untuknya kekayaan, agar mereka bersabar, dan agar mereka mengetahui bahwa semua ini adalah ketetapan Allah, sehingga mereka ridha kepada Allah, dan menyadari bahwasannya pilihan yang terbaik ada ditangan Allah.
Keridhaan mereka kepada Allah menjadikan mereka bersabar dalam segala situasi bahkan melipatgandakan kesabaran mereka. Maka keridhaan itulah yang menjadikan Allah ridha kepada mereka dan segera menurunkan pertolongan-Nya dalam menghadapi ujian dan cobaan.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,