Mohon tunggu...
FATMA NUR AFIFAH
FATMA NUR AFIFAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Raket

Mental Training sebagai Upaya Pembentukan Mental Atlet Bulutangkis di Persatuan Bulutangkis Jati Wetan Kudus

6 Januari 2024   14:26 Diperbarui: 6 Januari 2024   14:33 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Olahraga bulutangkis (badminton) merupakan olahraga yang cukup populer dan digemari berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, khususnya di kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Persatuan Bulutangkis (PB) Jati Wetan merupakan salah satu organisasi yang aktif dan konsisten dalam melakukan kegiatan olahraga secara rutin. Anak-anak kisaran usia 7-13 tahun sering mengikuti latihan di Persatuan Bulutangkis Jati Wetan.

Performa yang maksimal dapat menghasilkan prestasi bagi para atlet. Untuk mendapatkan performa yang maksimal tidak hanya dibutuhkan latihan fisik, teknik dan taktik bermain, juga strategi. Latihan mental juga memegang peranan penting untuk menghasilkan keadaan mental yang baik demi menunjang performa dan prestasi atlet karena mental berfungsi sebagai pendorong, pengontrol, pengendali, dan memerintahkan untuk melaksanakan kegiatan motorik.

 Mental training (latihan mental) ialah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan mental atlet, yang termasuk kesanggupan mengembangkan kemampuan dalam keadaan apapun, menghadapi hambatan dari dalam maupun luar diri saat pertandingan. Latihan mental yang dilakukan di PB Jati Wetan yaitu dengan teknik pemusatan perhatian dan relaksasi.

Pemusatan perhatian atau konsentrasi adalah suatu keadaan dimana atlet menunjukkan bahwa dirinya memiliki kesadaran tertuju pada suatu obyek tertentu yang tidak mudah goyah. Konsentrasi dibedakan menjadi konsentrasi internal dan konsentrasi eksternal. Pada konsentrasi internal, fokus atlet tertuju pada pengamatan, perasaan, dan pemikirannya. Sedangkan pada konsentrasi eksternal, perhatian terfokus pada obyek yang ada di luar diri atlet.

Teknik pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pelatih meminta atlet memerhatikan arah datangnya shuttlecock (bola bulutangkis), kemudian pelatih meminta atlet memukulnya ke arah lapangan yang kosong tanpa keluar dari garis lapangan dan tanpa mengenai lawan. Hal itu dilakukan berulang, hingga enam kali pengulangan (repetisi).  Teknik pemusatan perhatian juga dapat dilakukan dengan menujukkan pada atlet yang sedang dilatih dengan gambar atlet bulutangkis terkenal, lalu atlet yang bersangkutan diminta memerhatikan gambar tersebut untuk beberapa menit. Setelah memerhatikan gambar tersebut, pelatih meminta sang atlet untuk memejamkan mata beberapa detik untuk kemudian menjelaskan mengenai apa yang dilihatnya saat mata sudah terbuka.

Untuk teknik relaksasi sendiri lebih sering dilakukan ketika menjelang pertandingan, terutama pada saat atlet mengalami grogi. Relaksasi merupakan strategi persiapan mental untuk mengatasi stres dan ketegangan pada atlet yang timbul pada saat kompetisi. Teknik ini sering dilakukan dalam posisi duduk dengan punggung bersandar pada sandaran yang ada, misalnya pada tembok atau sandaran kursi. Pelatih meminta atlet untuk duduk dengan nyaman, lalu mereka diminta menarik nafas secara perlahan kemudian ditahan sekitar 5 detik lalu dihembuskan perlahan yang diikuti dengan merilekskan otot-otot bahu.

Selain yang sudah dijelaskan di atas, teknik latihan yang sering dilakukan yaitu dengan diawali mengelilingi pinggir lapangan tujuh putaran dan mengatur tempo nafas. Atlet juga sering diminta untuk memukul shuttlecock sebanyak-banyaknya, diawali dengan pelatih memukulkannya terlebih dahulu ke arah atlet, yang mana di tangan pelatih sudah ada 12  shuttlecock. Dengan ini, atlet berhasil secara fisik maupun mental.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun