Mohon tunggu...
HAFIDZAH FATMA GARDILLA
HAFIDZAH FATMA GARDILLA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hafidzah Fatma Gardilla, mahasiswa di Malang, memiliki minat besar dalam kepenulisan dan jurnalistik. Ia gemar mengeksplorasi berbagai topik melalui tulisan, menjadikannya sarana untuk menyampaikan ide dan pendapat. Dengan semangat belajar yang tinggi, Hafidzah terus mengasah keterampilannya dalam merangkai kata dan menyampaikan berita yang informatif.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hidup di Dunia, tapi Siapakah Kita untuk Akhirat? Refleksi dari Ustadzah Halimah Alaydrus

1 Oktober 2024   20:30 Diperbarui: 1 Oktober 2024   20:49 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di tengah kesibukan hidup yang penuh dengan tuntutan dan ambisi, seringkali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita melupakan esensi sejati dari kehidupan. Ustadzah Halimah Alaydrus, dengan kebijaksanaannya, selalu mengingatkan kita dengan sebuah pertanyaan yang sederhana namun mendalam: "Kalau semua yang kamu lakukan di dunia adalah untuk mendapatkan dunia, dengan apa kamu akan pulang ke akhirat nanti?"

Pertanyaan ini menghantui saya. Setiap hari kita bergerak, berjuang untuk karir, harta, dan mungkin pengakuan. Namun, sejauh mana semua itu membawa kita lebih dekat kepada tujuan akhir kita? Ustadzah Halimah mengajak kita untuk merenungkan lebih dalam. Semua pencapaian dan kesenangan duniawi hanyalah sementara. Pada akhirnya, apa yang akan kita bawa ke akhirat? Hanya amal baik dan kebaikan yang akan dikenang.

Di zaman sekarang, kita seringkali terjebak dalam ilusi kesenangan. Kita melihat kesuksesan orang lain dan merasa harus mengikuti jejak mereka, tanpa mempertimbangkan nilai-nilai yang lebih dalam. Ustadzah Halimah mengingatkan kita bahwa hidup bukan hanya tentang mendapatkan segalanya untuk diri sendiri, tetapi juga tentang memberi. Setiap tindakan kita haruslah sejalan dengan prinsip kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.

Refleksi ini membawa saya untuk berpikir, sudahkah saya cukup berkontribusi untuk orang-orang di sekitar saya? Apakah saya telah berusaha untuk menyebarkan kebaikan dalam setiap kesempatan? Terkadang, kita terlalu fokus pada diri sendiri dan melupakan bahwa kebahagiaan sejati datang dari berbagi. Amal kecil sekalipun, seperti senyuman atau kata-kata baik, bisa membawa dampak yang besar.

Dengan pendekatan yang penuh kasih dan kelembutan, Ustadzah Halimah membuat kita merasa dekat dan akrab. Nasihatnya bukan hanya sekadar ceramah, tetapi sebuah pengingat yang bisa kita bawa dalam hidup sehari-hari. Kita diajak untuk menjadikan setiap tindakan sebagai investasi untuk kehidupan setelah mati.

Jadi, saat kita menjalani hidup ini, mari kita ingat untuk tidak hanya mengejar dunia. Mari kita tanamkan niat baik dalam setiap langkah kita dan bertanya pada diri sendiri: "Apa yang saya lakukan hari ini untuk akhirat saya?" Dengan demikian, perjalanan kita tidak hanya menjadi sekadar rutinitas, tetapi juga sebuah proses menuju kebahagiaan abadi. Semoga kita selalu diberi petunjuk untuk menjalani hidup yang lebih bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun