Kita tidak asing dengan satu kata ini. Sebagian menganggap candaan atau kesenangan, sebagian yang lain menganggap sebuah keseriusan.
Kadang kita tidak sadar dengan apa yang kita lakukan terutama pada ucapan. Jika kita amati bullying saat ini yang paling banyak bukan bullying secara fisik, tetapi secara verbal atau kata-kata. Seperti yang banyak terjadi di media sosial, banyak netizen yang melontarkan kalimat-kalimat kurang baik melalui komentar, instastory, dan lain sebagainya. Terlebih power media sosial saat ini begitu kuat, hampir orang diseluruh dunia menggunakan media sosial sehingga peluang menggiring opini publik juga besar.
Kita sering lupa, sering tidak mengerti, bahwa ada the power of kata-kata. Ada kekuatan dari setiap kalimat yang kita ucap atau kita dengar. Kita tidak mengerti seberapa kuat kata-kata kita mempengaruhi orang lain, entah mempengaruhi untuk membuatnya semakin maju atau semakin down.
Dampak teringan mungkin hanya membuat seseorang tidak nyaman, tapi kita tidak akan tau bagaimana kelanjutan dari rasa tidak nyaman tersebut. Bisa jadi dari rasa tidak nyaman muncul bibit yang membuat mereka merasa insecure, tidak percaya diri, dan berpotensi mengalami gangguan mental.
Tidak ada sisi positif dari sebuah bullying baik bullying fisik, verbal, maupun sosial. Kita tidak akan mengerti apa dampak terburuk yang mungkin terjadi kepada mereka korban bullying.
So, stop bullying. Mari kita belajar membangun dan bukan menjatuhkan, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H