Mohon tunggu...
Fatma Elly
Fatma Elly Mohon Tunggu... -

fatma elly, umur 63 th. 20-11-1947. ibu rumah tangga tapi senang juga menulis. pendidikan akademi hubungan internaional.untag. jakarta.islam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

rangkai kata

26 Maret 2011   13:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:25 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rangkai kata: fatma elly

1--- Cahaya Cintamu..

dalam pendaran cahaya cintamu bermakna...

teranglah kamar dirihatiku seketika...

lewat jendela pintu tebarnya merata...

mewangilah harum...

semerbak ciummu mengena ..

legalah dada..

di antara nafas yang ada..

menapak langkah bijak…

pijakkku merebak

di bumi tanah harapan..

balutan kasih sayang-Mu berbunga

bergelayut tunduk..

dipeluk sujud..

di keharibaan cinta-Mu mewujud

bahagialah daku…

atas hidup sepanjang masa

ah betapa..

satumelipat ganda ...

kebaikan amal seseorang

nampaklah nyata...

terpuji Engkau..

duhai Sang Pemberi Cinta..

beruntunglah...dikau…

wahai yang diberinya...

____________________________

2----Masihkah?

.
visi pandang kaburku…

kubur nafsuku berlebihan

lemah diriku tak berkesudahan...
atas tahta megah-Mu gemerlapan..

duh ..
kemilausilau mataku bertatapan...
cahaya mentari-Mu berpancaran...
gementar daku meluruh badan...
menggigil aku ketakutan....
di atas cinta berpengharapan...

masihkah dikau bertentangan

atas kebenaran nampak..berketampak-an ..

kekuatan dahsyat-Nya tak terkalahkan…

masihkah … dikau…memaksa tantang

di atas keterbatasan milikmu terbentang…?

3--- Dalam Ritme Tari-Nya…

di atas hati penglihatan mata

radar dengar sang telinga

bayang pikirpun hadirkan rindu

tekad kehendak menghentak tindak

di dalam gerak menyatu laku..

memadu sahdu dengung nyanyinya

simphoni merdu lagu dendangnya

menarilah sang penari

dalam ritme tari-Nya…

menentramkan… mendamaikan…

sesama…saudara..

4--- Tegarlah…

di atas batu karang imanmu…

biar ombak ganas menghempas...

gelombang pasang menerjang…

tebar jangkar sauhmu…

berlayarlah

atas bahtera kapalmu menuju

pantai tempatmu berlabuh

rayu cumbunya setan

goda dahsyatnya nafsu…

berebut…gelut …

renggut..merenggut

tenggelamkan..

benamkan diri…

ke dasar laut …nistamu terdalam...

bertahanlah

tegarlah…

di atas batu karang imanmu..!

5--- Setelah pikir kau manfaatkan

jangan termangu beribu basa..

dalam sendu tiada kira..

heningnya kata beku suara

rindunya jiwa tak berjawab..

bangkitlah…

pandang tataplah

kebun bunga tamannya surga

dari ketinggian tempatmu berada

bukankah wanginya harum semerbak

angin semilirnya hembuskan sejuk

hati sanubarimu ladang resapan…

merebak buka gelora sukma

nyaman tentram kau dapatkan…

setelah pikir kau manfaatkan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun