Mohon tunggu...
Fatma choirunnisa
Fatma choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Sosial dan Budaya dalam Novel Hilanglah Si Anak Hilang

20 Juli 2024   22:42 Diperbarui: 20 Juli 2024   22:45 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nasjah Djamin, meruakan seorang penulis novel yang lahir di Perbaungan, Sumatera Utara pada 24 September 1925, ia merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara dan mempunyai nama asli Noeralamsyah. Ia mulai menetap di Yogyakarta, lalu ia menikah dengan Umi Naftiah pada tahun 1967, dan dikaruniai empat orang anak. Nasjah Djamin wafat pada tanggal 4 September 1997 di Yogyakarta. "Hilanglah Si Anak Hilang" merupakan salah satu karya Nasjah Djamin, novel ini  pertama kali terbit di surat kabar Minggu Pagi dan kemudian diterbitkan dalam bentuk buku oleh penerbit Nusantara di Bukittinggi pada tahun 1963. Novel ini kembali dicetak pada tahun 1977 dan 1993 oleh Pustaka Jaya, Jakarta, dan terbit dalam jenis digital pada tahun 2020 yang berada di aplikasi iPusnas yang dikeluarkan pada tanggal 16 Agustus 2016.

Tokoh utama dalam novel "Hilanglah Si Anak Hilang" merupakan seseorang lelaki yang bernama Kuning, yang merupakan seorang seniman dengan penghasilan yang tidak menentu dari hasil menjual lukisan, akan tetapi Kuning jarang memperjual belikan lukisannya, yang sebagian besar merupakan potret Marni, gadis yang merupakan pujaan hatinya. Dahulu kala, Kuning merupakan seorang yang rajin beribadah dan patuh akan perintah dan larangan agama, Kuning di didik oleh kakaknya yang bernama Centani, akan tetapi Kuning melupakan kewajiban untuk melaksanakan ibadah setelah pindah ke daerah Yogyakarta

Saat kembali ke rumah, Kuning terus dipaksa oleh paman dan ibunya mengenai kapan ia akan menikah, bahkan mereka mempunyai rencana untuk menjodohkan Kuning jika ia tidak segera menikah. Kakaknya Kuning, yaitu Centani, yang telah menikah selama 15 tahun, memberi penawaran kepada Kuning untuk menikahi Meinar, seorang perempuan yang menjadi murid mengaji dan sembahyang oleh Centani. Lalu Kuning bertemu kembali dengan Marni yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Saat memperkenalkan Marni kepada kakak lelakinya, yaitu Akbar, ia menyadari bahwa Akbar tidak menyukai kehadiran Marni. Marni yang menikah dengan Pak Kadir dikenal sebagai gadis yang tidak baik sejak SMP, Marni terpaksa melakukannya demi menyelamatkan jiwa ibu dan adiknya.

Kuning, yang terus dipaksa agar segera menikah, menjadi bingung. Kedua perempuan, Marni dan Meinar, memiliki masa lalu yang kurang baik. Meski Meinar terlihat baik, ia mengakui perlakuannya kepada Kuning yang pasa nyatanya Meinar mengidap penyakit paru-paru. Marni, yang dinikahi hanya sebagai perempuan simpanan, sangat dicintai oleh Kuning, akan tetapi ia sudah bersuami. Keluarga Kuning tidak setuju dengan hubungan mereka.

Pada akhirnya Kuning mengambil keputusan untuk menikah dengan Marni dengan persetujuan Pak Kadir, walaupun Marni menolak. Kuning kembali ke rumah, akan tetapi Kuning tetap bingung, dihasut oleh ibunya dan Meinar yang berusaha menahannya. Akan tetapi, Kuning mengambil keputusan untuk kembali ke Yogyakarta. Setelah beberapa waktu, Kuning menerima surat dari Pak Kadir, Marni, dan Meinar yang berisi bahwa, Marni telah meninggal karena bunuh diri dan surat dari Meinar menyadarkan Kuning bahwa manusia harus saling menghargai, bukan mengasihani.

Analisis

Dalam ruang lingkup sastra, analisis terhadap suatu karya sastra merupakan cara penting untuk dapat di pahami lebih luas makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Novel "Hilanglah Si Anak Hilang" menjadi salah satu karya yang tepat untuk dianalisis, dengan menggunakan teori menurut Robert Stanton. Teori Stanton menghasilkan suatu rangkaian yang menyeluruh untuk memberi tahu unsur-unsur intrinsik dalam sebuah novel, seperti tema, alur, karakter, dan latar. Dengan teori ini, kita dapat mencari tahu mengenai perpaduan-perpaduan tersebut, dengan cara membuat pandangan yang tepat, sehingga memberikan pengertian yang lebih dalam tentang esensi cerita.

  • Tema
  • Tema merupakan gagasan utama atau acuan yang digunakan penulis untuk bercerita, tema menyangkut makna penting berdasarkan pengalaman individual atau universal. Fungsinya untuk memberi kekuasaaan dan menekankan kumpulan-kumpulan peristiwa yang akan diceritakan sekaligus mengisahkan kedudukan kehidupan yang paling umum. Argorekmo dalam Hastuti (2018:67) mengungkapkan bahwa sosiologi sastra erat dengan masyarakat karena dalam merangkai sebuah karya sastra tidak akan pernah terpisah dari efek budaya tempat penulis dilahirkan.
  • Tema yang sesuai pada cerita "Hilanglah Si Anak Hilang" karya Nasjah Djamin adalah 'pergumulan moral dan sosial dalam kehidupan pribadi'. Dengan alasan sebagai berikut:
  • 1). Terdapat perjuangan dan keyakinan: Kuning, yang tidak lain adalah tokoh utama dalam cerita tersebut, mengalami pergumulan antara keyakinan agama yang diajarkan oleh kakaknya dan lingkungan tempat hidupnya di Yogyakarta. Konflik ini menggambarkan masalah yang ada pada jati diri dalam mencari identitas dan keyakinan diri.
  • 2). Terdapat Tekanan: Kuning mendapat tekanan dari keluarganya untuk menikah dan mentaati aturan-aturan sosial yang ada. Hal ini mencerminkan tentang bagaimana tekanan sosial dan keluarga bisa mempengaruhi keputusan pribadi seseorang.
  • 3). Cinta dan Pengorbanan: Terdapat cerita cinta Kuning dengan Marni dan perselisihan emosi dengan Meinar menggambarkan masalah cinta dan pengorbanan yang komplek. Keputusan Kuning untuk menikah dengan Marni walaupun banyak rintangan mengisahkan cinta sejati dan pengorbanan.
  • 4). Kesulitan Hidup dan Kesempatan Kedua: Marni dan Meinar, walaupun dianggap "tidak suci" oleh masyarakat, menggambarkan bahwa setiap orang mempunyai latar belakang dan alasan masing-masing untuk keputusan mereka. Hal ini mencerminkan pentingnya memahami dan memberi kesempatan kedua pada orang lain.
  • 5). Pencarian Makna Hidup: Terdapat bagian Kuning menyadari bahwa hidup tidak hanya mengenai cinta atau mengabulkan harapan orang lain, akan tetapi tentang bagaimana menghargai dan memahami arti sebenarnya dari kehidupan itu sendiri.
  • Alur
  • Alur adalah rangkaian sebuah peristiwa dalam cerita yang peristiwannya terhubung secara kasual. Stanton (2007: 26) peristiwa kasual merupakan peristiwa yang mengakibatkan dampak berkepanjangan dari beberapa peristiwa lain yang akan muncul dan tidak dapat dihiraukan, karena berpengaruh pada keseluruhan karya. Ada dua komponen yang patut ada dalam sebuah cerita, konflik dan klimaks.
  • Alur cerita yang terdapat dalam novel "Hilanglah Si Anak Hilang" karya Nasjah Djamin yang dibagi menjadi bagian awal, tengah, dan akhir, yaitu:
  • Alur Awal
  • 1). Pengenalan Kuning:
  • -Kuning diperkenalkan sebagai seorang seniman yang tinggal di Yogyakarta, yang hidup sederhana dengan hasil seadanya dari menjual lukisan.
  • - Kuning saat dulu sangat taat beragama, karena ajaran dadi kakaknya, yaitu Centani, akan tetapi setelah pindah ke Yogyakarta, Kuning lupa akan kewajiban untuk beribadah.
  • 2). Kembali ke Rumah Orang Tua:
  • - Kuning pulang ke rumah orang tuanya dan mendapat paksaan dari keluarga, agar segera menikah.
  • - Centani yang merupakan kakak perempuan Kunung, yang sudah menikah, memberikan penawaean kepada Kuning untuk menikah dengan Meinar yang merupakan salah satu murid perempuan yang diajarkannya mengaji.
  • Alur Tengah
  • 1). Pertemuan dengan Marni:
  • - Kuning dan Marni bertemu secara tidak sengaja di dekat rumahnya. Marni menceritakan tentang pernikahannya dengan Pak Kadir dan masa lalunya yang suram demi menyelamatkan ibu dan adiknya.
  • - Selain itu Kuning bertemu dengan Akbar yang merupakan kakak laki-lakinya, yang tidak suka akan kehadiran Marni.
  • Alur Akhir
  • 1). Keputusan Kuning:
  • -Kuning pada akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Marni, walaupun Marni menolak dan keluarganya tidak setuju. Pak Kadir yang merupakan suami Marni, setuju akan hal itu.
  • -Kuning pun kembali ke rumah dan menghadapi paksaan dari keluarganya dan Meinar berusaha untuk menahannya.
  • 2). Kembali ke Yogyakarta:
  • -Kuning mengambil keputusan untuk kembali ke Yogyakarta, meninggalkan semua pertanyaan-pertanyaan di rumah.
  • -Di Yogyakarta, Kuning menerima surat dari Pak Kadir, Marni, dan Meinar, yang berisi bahwa Marni bunuh diri dengan meminum pil tidur.
  • 3). Kesadaran Kuning:
  • -Membaca surat dari Meinar, Kuning pun menyadari bahwa manusia harus bisa saling menghargai dan tidak hanya saling mengasihani.
  • -Kuning sadar bahwa pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana arti dari kehidupan dan hubungan antarmanusia.
  • Karakter
  • Berikut merupakan karakter-karakter dalam novel "Hilanglah Si Anak Hilang" karya Nasjah Djamin:
  • 1). Kuning: Seorang seniman yang tinggal di daerah Yogyakarta dengan menjual lukisan untuk mendapatkan penghasilan. Saat dulu taat beribadah dan patuh akan agama, akan tetapi seiring berjalannya waktu, Kuning meninggalkan ibadah setelah pindah ke Yogyakarta. Kuning merupakan tokoh utama yang mengalami pertempuran batin antara keyakinan agama, cinta, dan paksaan untuk menikah. Ia juga harus mempunyai pilihan antara Meinar yang suci tetapi memiliki riwayat penyakit, atau Marni yang wanita yang ia cintai akan tetapi mempunyai masa lalu yang kelam.
  • 2). Marni: Gadis yang menjadi pujaan hati Kuning, ia pernah dikenal sebagai gadis kotor sejak SMP. Ia memutuskan untuk menikah dengan Pak Kadir dan mempunyai  latar belakang yang kelam karena paksaan kondisi demi menyelamatkan ibu dan adiknya. Marni menjadi perempuan yang dicintai oleh Kuning, walaupun mempunyai masa lalu yang tidak baik. Keputusan Kuning untuk menikahi Marni memunculkan konflok dalam cerita.
  • 3). Meinar: Meinar seorang perempuan yang menjadi salah satu murid mengaji dan sembahyang Centani yang merupakan kakak dari Kuning. Meinar terlihat suci akan tetapi mempunyai penyakit paru-paru yang parah. Meinar dipilih untuk menjadi calon istri yang diidam-idamkan oleh keluarga Kuning. Pernyataannya mengenai penyakitnya menambah kebimbangan dan pertarungan batin Kuning.
  • 4). Centani (Ani): Centani merupakan Kakak perempuan Kuning yang mengajarkannya agama. Statusnya yang sudah menikah setelah 15 tahun tidak bertemu dengan Kuning. Berperan sebagai penasehat dan orang yang mendukung Kuning dalam hal agama dan kehidupan. Memberikan penawaran kepada kuning mengenai Meinar sebagai calon istri untuk Kuning.
  • 5). Pak Kadir: Suami Marni yang memberikan persetujuan kepada Kuning untuk menikahi Marni meskipun ada banyak perdebatan. Pak Kadir merupakan tokoh yang mendukung keputusan yang Kuning ambil untuk menikah dengan Marni, walaupun keputusannya menambah konflik cerita.
  • 6). Akbar: Akbar merupakan kakak laki-laki Kuning yang tidak suka terhadap kehadiran Marni. Akbar memberi paksaan dan pandangan negatif kepada Marni. Keberadaannya menambah konflik antara Kuning dan keluarganya.
  • 7). Ibu Kuning: Ibu Kuning yang terus menerus memberi paksaan kepada Kuning untuk segera menikah dan berencana untuk menjodohkannya. Ibu Kuning memberi paksaan dan harapan keluarga yang menggoyahkan keputusan pribadi Kuning.
  • Tempat, Waktu, dan Suasana
  • Berikut merupakan latar tempat, waktu, dan suasana dalam novel "Hilanglah Si Anak Hilang" karya Nasjah Djamin:
  • Latar Tempat
  • Yogyakarta: Yogyakarta merupakan tempat tinggal Kuning selama ia menjadi seorang seniman. Kuning menjalankan kehidupan yang sederhana dengan penghasilan seadanya dari menjual melukis.
  • Rumah Orang Tua Kuning: Tempat Kuning kembali pulang dan menghadapi paksaan dari keluarganya untuk menikahi seorang gadis pilihan mereka. Ditempat ini pula Kuning bertemu kembali dengan Centani setelah sekian lama dan bertemu dengan Marni.
  • Rumah Marni: Tempat yang dijadikan Kuning untuk bersinggah sementara dan dengan tidak direncanakan merbincang mengenai masa lalu dan kondisi sulit yang dihadapi oleh Marni.
  • Latar Waktu: Terdapat latar waktu dengan kata "dahulu" dan "15 tahun".
  • Latar Suasana
  • Suasana Kebingungan: Suasana yang dialami oleh Kuning dalam cerita ini. Ia terus-menerus merasa bingung antara memilih cinta, keyakinan, dan harapan keluarga.
  • Suasana Tekanan Sosial dan Keluarga: Keluarga Kuning, terutama ibunya dan pamannya, terus menerus memberi penekanan terhadap Kuning untuk segera menikah, bahkan berencana untuk melakukan perjodohan
  • Suasana Cinta dan Pengorbanan: Hubungan Kuning dengan Marni dan Meinar menceritakan cinta yang penuh dengan pengorbanan dan moral.
  • Suasana Kesedihan dan Kehilangan: Kuning menerima surat mengenai kematian Marni.
  • Judul dan Sudut Pandang
  • Judul
  • Judul ini memiliki arti yang mendalam mengenai hilangnya seseorang. "Si Anak Hilang" merujuk pada Kuning yang sesuai cerita jati dirinya terpisah dari yang dulu, dahulu tekun beribadah dan mempunyai prinsip hidup yang jelas. Kata "Hilanglah" menggambarkan proses kehilangan yang terdapat dalam cerita tersebut, yang tidak lain melibatkam Kuning akan tetapi juga orang-orang di sekitarnya seperti.
  • Sudut Pandang
  • Sudut pandang pada cerita ini yaitu sudut pandang orang ketiga.
  • Narator dalam cerita ini menggunakan sudut pandang orang ketiga. Narator yang memang tidak terlibat langsung di dalam cerita, akan tetapi mengetahui seluruh perasaan, pikiran, dan karakter.
  • Gaya dan Tone
  • Gaya
  • Gaya yang terdapat dalam cerita ini adalah Deskripsi dan Naratif.
  • Penulis menggunakan deskripsi yang sangat detail untuk menceritakan suasana, latar tempat, dan perasaan pada tokoh di dalam cerita. Contohnya, detail mengenai kondisi Yogyakarta, rumah orang tua Kuning, dan lukisan-lukisan Kuning.
  • Tone
  • Tone yang terdapad dalam cerita ini adalah Melankolis dan Reflektif.
  • Cerita ini memiliki tone yang melankolis, menggambarkan suatu perasaan kehilangan, penyesalan, dan penderitaan. Hal ini terlihat dalam perjalanan Kuning berusaha untuk menemukan arti hidup dan hubungan yang ia jalin dengan Marni dan Meinar.
  • Simbol dan Ironi
  • Simbolisme
  • 1. Lukisan Kuning
  •    -Makna: Lukisan-lukisan Kuning yang menggambarkan mengenai Marni, menjadikam simbol cintanya yang dalam dan tak tertulis. Lukisan ini mencerminkan suatu perasaan yang terpendam dan harapan Kuning untuk mendapatkan dan mempertahankan keindahan Marni.
  • 2. Penyakit Paru-paru Meinar:
  •    -Makna: Penyakit paru-paru Meinar dapat dilihat sebagai simbol kesengsaraan hidup dan ketidak pastian akan masa depan. Simbol ini juga menggambarkan kondisi jatuh dan penderitaan yang tersembunyi di balik penampilan luarnya yang tampak suci.
  • 3. Kembali ke Yogyakarta:
  •    -Makna: Keputusan yang Kuning ambil untuk kembali ke Yogyakarta melambangkan usaha untuk mencari kembali jati diri dan kedamaian hati setelah melewati pertarungan batin dan paksaan dari keluarganya.
  • Ironi
  • Meinar yang Tampak Suci tetapi Rapuh:
  • Meinar, yang pada awalnya terlihat sebagai sseorang yang suci dan pantas untuk dijadikan istri, ternyata mempunyau penyakit paru-paru yang serius. Ironi ini menunjukkan bahwa penampilan dari luar tidak dapat mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.
  •  Cinta Kuning pada Marni yang Tak Bisa Dimiliki:
  • Kuning yang sangat amat mencintai Marni, akan tetapi mirisnya, ia tidak dapat memilikinya karena Marni sudah menikah dan kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
  • Tekanan Keluarga untuk Menikah tetapi Menghasilkan Kebingungan:
  • Keluarga Kuning memaksa dia untuk segera menikah demi kebahagiaan, akan tetapi paksaan tersebut justru membuat Kuning merasa bimbang dan tidak tenang.
  • Dengan simbolisme dan ironi, Nasjah Djamin memperdalam tema dan konflik dalam cerita "Hilanglah Si Anak Hilang," yang memberikan pembaca wawasan yang lebih luas dan suasana emosional yang lebih mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun