Baru-baru ini banyak sekali kreator-kreator Indonesia yang memfokuskan diri pada personal branding sekaligus mengajak banyak individu untuk mencoba melakukannya. Namun kenyataannya personal branding tidak semudah yang dikatakan. Apalagi jika patokannya follower atau pengikut, maka sudah pasti niat dan usaha sudah berbeda lagi. Padahal bukan itu main goal dari personal branding. Namun tidak salah juga jika menyebutnya dengan "menggaet pengikut kepopuleran" karena fakta bahwa apa-apa yang pengikutnya banyak pasti mudah populer. Dan khusus di Indonesia, apa-apa yang populer pasti cepat sukskes. Nah "populer" inilah, niat yang membuat personal branding itu sendiri melenceng.
Jika kamu memulai personal branding, coba perhatikan poin berikut. Ini bukan tips atau step-step. Entah anda menyebutnya apa. Poin dibawah sangat penting untuk memfokuskan goal anda ketika hendak fokus pada personal branding.
1. Jangan mulai dari 0Misalnya saat kamu sibuk scroll, tiba-tiba lewat fyp konten menggambar, entah komik, sketsa, unique art, kanvas, cat pokoknya apapun yang seni gambar. Kamu lihat views nya banyak, follower nya banyak, bahkan punya toko online yang berisi galeri eninya sendiri. Boom! Entah darimana kamu kepikiran untuk membuat hal yang sama dengan kreator tersebut, dan anehnya dengan SKILL MENGGAMBAR ZERO! Darimana anda mendapat kepercayaan diri sebegitu besar hanya dengan melihat konten seseorang?
Lalu, tidak hanya konten menggambar, kamu menemukan konten "video reaction" yang viewsnya jutaan dan komennya rame, yang mohon maaf menurut saya tidak terlalu berfaedah selain entertainment. Lalu kamu nemu lagi, konten gosip, ini followernya jangan ditanya lagi di negeri kita, udah pasti puluhan juta. Kamu tiba-tiba dapat ide mau bikin konten yang sama, tetapi dengan SKILL PUBLIC SPEAKING ZERO. Kamu scroll lagi ke bawah, nemu lagi konten menulis, konten study, konten jalan-jalan. Intinya apa? Orang-orang sebenarnya tidak memulai dari 0. Kamu salah sangka! Mereka memang sudah sejak dulu memiliki minat atau skill atau bakat atau malah effort yang lebih dulu dari kamu. Yang konten menggambar, memang sudah bisa gambar sejak lama. Yang konten reaction, memang orangnya extrovert dan suka ngomong, yang konten gosip, memang udah hobi dari dulu ngurusin hidup orang. Tidak ada yang benar-benar memulai skill-skill yang di kontenkan dari 0.
Jadi....Jika kamu ingin memulai ngonten, cari hal/aktivitas/kegiatan yang memang sudah kamu kuasai/sukai sejak lama. Nanti tinggal bikin outline eksekusinya. Sanpai sini paham kan kekuatan hobi? Yups, hobi adalah sesuatu yang bisa kamu nikmati sekaligus kamu kontenkan, sungguh kasihan yang tidak punya hobi. Tidak hanya hobi, skill dan bahkan mindset, bisa kamu kontenkan, seriously. Itu bisa jadi manfaat tidak hanya buat kamu, tapi juga buat orang lain.
2. Shit about million followersIni nih yang bikin kita malas disiplin dan konsisten karena kita terlalu berpatokan dengan harus memiliki ribuan follower padahal belum ngapa-ngapain. Kurangi terkalu mengejar follower karena kamu bakal capek sendiri apalagi kalau gak sesuai ekspektasi. "Ingin populer" berbeda dengan "ingin bermanfaat" dan berbeda lagi dengan "ingin berbagi". Saya menyukai menulis, saya share tulisan, saya tidak niat populer, syukur-syukur bermanfaat, namun main goal saya adalah berbagi. "I just wanna share what my thoughts" different from "I want to be popular writers". SEE?
Ubah mindset dahulu dari "wajib followers banyak" menjadi "followers itu bonus" Kalau pengen banyak anda bisa beli. Banyak kan diluar sana yang jual, murah lagi. Niat inilah yang nanti akan mempengaruhi energi kita untuk disiplin dan konsisten. Perbaiki niat dan stop mikirin persepsi orang asing di dunia maya.
3. Menjangkau orang-orang yang memiliki vibes yang samaDisini saya mengatakan vibes, karena apa yang kamu share jadikan konten, nantinya akan menggaet orang-orang yang memiliki hobi dan keteratrikan yang sama. Entah itu individu atau badan atau lembaga. Mengumpulkan jangkauan yang berkualitas sebagai bagian dari big circle yg kamu bangun. Ingat, yang berkualitas, bukan kuantitas. Yang follow karena FOMO akan bosan dan pergi. Karena itu disiplin dengan konten dan topik akan membuat kamu menjangkau orang-orang dengan vibes yang sama, mulai dari hobi, personality bahkan mindset.
4. Tentang kontenEntah Instagram yang isinya feed, reel atau story. Atau twitter, threads, tiktok dan yang lainnya. Tidak harus kok kamu post setiap hari kok. Ya bagus sih kalau bisa bikin komten tiap hari. Tetapi perlu kamu sadari bahwa membangun profil yang berkualitas tidak mesti seberapa banyak yg kamu produksi, tetapi seberapa berkualitasnya konten tersebut. Berkualitas disini maksudnya sesuai sama topik yang kamu ambi, kalo konten art ya art aja, jangan melenceng ke konten hukum, politik atau yang beda jauh banget.
Coba cek tiap kreator, mereka memiliki jadwal yang beda-beda. Ada yg post feed 3 hari sekali, ada yang post reel seminggu sekali. Bahkan ada yang sebulan cuma beberapa kali. Tetapi views gak main banyaknya, follower juga makin banyak. Padahal setelah kamu cek feed dan reel-nya gak begitu banyak. Jadi ini bukan tentang seberapa banyak konten yang kami produksi, tetapi seberapa koherennya konten tersebut dengan profil kamu.
Tahukah kamu mengapa ada konten yang sedemikian rupa rapi tetapi views nya sedikit tetapi yang video kelihatan biasa saja atau malah cenderung memiliki resolusi buruk malah rame? Jadi ini kuncinya. RELATE. Semakin relate dengan kehidupan sehari-hari semakin rame karena banyak orang mengalaminya. Kita sendiri tahu algoritma sosial media seolah memfilter jenis kelamin, usia bahkan kondisi kehidupan sekitar kamu bukan? Nah, ini dia. Bagaimana mindset dan personality kamu, akan mempengaruhi konten apa yang keluar di fyp. Creator juga sama, konten apa yang ia buat, juga akan menarik orang-orang yang memiliki vibes yang sama dengan mereka.
5. ProfesionalismeTujuan atau main goal dari personal branding sebetulnya ada di poin terakhir ini. Kamu ingin dikenal sebagai apa? Sebagai siapa? Sebagai orang yang memiliki keahlian apa? Bahkan kamu juga bisa membangun personality baru, kamu ingin dikenal sebagai pribadi yang bagaimana? Pon 1-4 adalah tentang bagaimana orang mengenalmu secara berkelanjutan. Kamu akan merasa puas ketika banyak teman yang bilang,
"Kalo soal tulis menulis mah, si A orangnya.""Kalo soal gambar sketsa mah si B orangnya.""Oh kalo ngomong bisnis dan politik, si C nih pasti."
Personal branding bakal jadi skema toxic buat kamu yang gila followers. Bikin stres, membuat konten tidak lagi kamu nikmati, yang awalnya hobi malah jadi paksaan, yang awalnya aktivitas yang disukai namun gara-gara views sedikit, malah jadi torture yang tiada akhir. So stop thinking about that shit followers! Start what you want to start! Make content, be productive even you're not going to be popular! Do it for life, do it for youreself!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H