Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah IPA dan IPS adalah Kontradiksi?

20 Agustus 2023   11:22 Diperbarui: 20 Agustus 2023   11:25 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah IPA dan IPS merupakan sebuah kontradiksi?

Saya sering melihat perdebatan mengenai kedua jurusan ini. Jurusan memang mempengaruhi karakter dan kepribadian seseorang, meskipun tidak semuanya. Sebelum ini saya ingin membagikan kisah saya pribadi. Saya ini mantan anak IPS waktu masih sekolah jenjang SLTA.

Saya merasa lemah dalam hubungan sosial. Saat masih remaja saya pahamnya, kalau IPS itu belajar ilmu komunikasi dan hubungan masyarakat, sedangkan kalau IPA belajar tentang sains dan hitung-hitungan. Singkatnya kalau IPS sama dengan ilmu sosial, kalau IPA sama dengan ilmu alam. Dua-duanya sama penting dan lucunya saya sempat mengeluh kenapa pengen belajar dua-duanya saja? Kenapa harus menjurus-jurus sih, toh bukan kuliah.

Saya akhirnya ambil IPS, karena saya suka IPA. Aneh kan? Saya juga merasa begitu. Jadi begini, kalau saya suka IPA, saya bisa belajar sendiri dengan leluasa, sedangkan kalau IPS, saya tidak suka, tapi saya membutuhkannya. Pilihan saya ini dibilang rumit sama temen-temen, tapi saya keukeuh bilang 'Kalau belajar yang disuka setiap hari apa tidak muak?' Jadi saya menantang diri sendiri.

Alhasil saya sering baca buku biologi (bidang IPA favorit saya) ke perpustakaan secara pribadi bahkan gilanya saya bikin catatan lho, ada bukunya sendiri. Pasti mau bilang saya bikin susah diri sendiri kan? Ya! Saya yang sekarang sudah dewasa juga berpikir begitu. Ya kayak ngapain gitu kan, ambil jurusan IPS padahal pengen belajar IPA.

Namun saya yang sudah dewasa malah banyak bersyukur, karena bagi anak introvert, jujur saja, mapel di IPS sangat melelahkan secara mental. Karena lebih sering proyek yang berhubungan dengan manusia. Saya gak tau kalau IPA gimana, tapi di kelas sosiologi yang membosankan, setiap hari ngomongin teori antar kemanusiaan. Geografi dan sejarah adalah favorit saya, selain itu biasanya ngantuk. Apalagi ekonomi, meskipun nilai saya gak buruk banget, saya tetap gak suka ngitung-ngitung duit tapi gak ada duitnya. Pokoknya serba struggle deh, kalau introver jurusan IPS. Huhu mengsedih...

Kembali lagi ke topik, apakah IPA dan IPS adalah sebuah kontradiksi? Sebenarnya dilihat dari sudut pandang secara subjektif, saya rasa tidak. IPA mempelajari alam, sedangkan IPS mempelajari manusia. Saat membandingkan IPA dan IPS kebanyakan orang melihat karakter siswa-siswanya ketimbang subjek yang dipelajarinya. Dulu di sekolah, ada kok anak-anak IPA yang nakal, mereka gak semuanya introver. Malah banyak yang bermulut dingin dan sarkas. Anak IPS juga begitu gak semuanya ekstrover, ada juga yang malah kayak ansos banget dan takut ini itu. Meskipun memang kebanyakan pada cerewet dan mulutnya ceplas-ceplos.

Sebagian besar kontradiksi antara IPA dan IPS dilihat dari kepribadian siswanya. Sedangkan siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Meskipun anak IPA dicap seperti ini, anak IPS dicap seperti itu, nyatanya kedua jurusan tersebut tetap tidak bisa menjadi acuan dalam melihat karakter siswa.

Saya sendiri jurusan IPS, dan saya hobi banget belajar tentang DNA (biologi) saat kelas 10 karena merasa sangat tertarik. Sesaat sempat menyesal, tapi setelah belajar sejarah khususnya topik PD II, saya merasa lebih baik. Intinya ada subjek favorit di IPA dan ada subjek favorit di IPS, itu kalau saya. Jadi kontradiksi antara anak IPS atau anak IPA, sering tidak saya pahami. Atau mungkin cuma saya yang gak paham ya? Hehe, entahlah.

Terima kasih sudah membaca ocehan tidak bermutu ini. Sekian, terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun