Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Keluarga Menentang Cita-cita

16 Juli 2023   16:20 Diperbarui: 16 Juli 2023   16:54 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari saya pernah berkomentar di platform artikel bahasa inggris, saya lupa rinciannya, kalau tidak salah, ada sebuah artikel berjudul, mengapa keluarga cenderung menentang cita-cita kita ketimbang orang lain, justru orang asing kadang yang mendukung? Saya juga lupa sebagian besar isinya apa, tetapi konteks utamanya adalah terkadang keluarga menentang cita-cita, yang mana kita melihat cita-cita tersebut bukan suatu hal yang salah atau sesat. 

Misalnya cita-cita jadi dokter, artis, penyanyi, tentara dan cita-cita yang lain. Padahal orang tua memiliki finansial yang cukup, tidak kekurangan dan mendukung anaknya untuk sukses juga tidak toxic, tetapi mengapa terkadang mereka menentang?

Kira-kira si penulis artikel menceritakan kisahnya bahwa ia memiliki cita-cita yang tidak disetujui orang tua dengan alasan yang tidak jelas, padahal mimpinya tersebut bukan jalan yang salah. Saya membaca kolom komentarnya, dan menemukan banyak sekali yang menyemangatinya untuk meyakinkan orang tua, atau nurut saja sebagai anak nanti durhaka, atau jawaban seperti ini "mungkin karena orang tuamu sayang sama kamu". Kemudian saya pun meninggalkan jejak komentar seperti ini.

"Strangers support us because they only know our purpose and dream. And the family or the closest friends don't support us, because they not only see us as a big dreamer (like strangers see). Family see us as part of them who will risk many things just for our dreams. They think about our failure, about our depression and about consequences that may hurt us. Family see us as an important person, while stranger see us as a motivator who makes big deals about dream."

Seperti penggemar, yang melihat dari jauh. Orang-orang asing yang tidak kita kenal, mendukung kita melalui kolom komentar, atau teman jauh yang tidak dekat, berkata mereka mendukung apapun keputusanmu, karena bisa jadi mereka melihatmu sebagai 'Pemimpi'. Seperti seseorang yang akan sukses dengan mengejar mimpi suatu hari nanti. Sementara keluarga tidak hanya melihatmu seperti itu.

Keluarga melihatmu sebagai bagian dari mereka. Jadi jika mereka melarang ini itu, mungkin saja, mungkin saja ya, mereka khawatir. Mereka khawatir tentang banyak hal yang akan kamu lalui, masalah berat yang akan kamu hadapi jika memutuskan meraih mimpi tersebut. Seperti masalah internal dan eksternal yang datang, yang bisa saja tidak bisa kamu tanggulangi.

Komentar saya tersebut tidak meminta kalian untuk dicerna 100%, setiap keluarga memiliki karakteristik yang berbeda. Pola pikir orang tua dan saudara kandung berbeda-beda setiap keluarga. Jika cita-cita kamu membuat kamu memusuhi orang tua, sebaiknya dibicarakan dulu. Biasanya, hal seperti ini akan membuat kita makin jauh dan jarang komunikasi. Inilah letak kesalahan kita sebagai anak dan juga sebagai orang tua. Komunikasi adalah hal nomor 1 yang harus dijaga di keluarga. Sebisa mungkin kalau memang ditentang, bicarakan dengan jelas, mulai dari alasan, mengapa, penyebab dan lain sebagainya.

Saya tidak menjudge keluarga manapun. Saya hanya membagi opini. Sekian, terima kasih.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun