Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Remaja dan Batasan-batasannya

12 Juni 2023   14:42 Diperbarui: 12 Juni 2023   14:48 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apakah aku harus begini? Ataukah harus begitu?"

"Apakah orang dewasa kayak gini? Apakah keputusan ini sudah benar?"

Dengan segudang faktor, batasan-batasan itu jadi gembok sekaligus kunci yang mereka pegang sendiri. Saat mempelajari tentang dinamika remaja, saya sadar, pada fase itulah, saat dimana manusia pertama kali 'MEMBUAT KEPUTUSAN' Bukan lagi anak kecil yang dituruti keinginannya, bukan lagi bayi yang disusui ibunya. Itu adalah fase dimana mereka didorong dengan unik untuk jadi manusia seutuhnya untuk pertama kali.

"Apakah kamu pernah berpikir bagaimana remaja seperti kita membuat sebuah perbedaan?"

Impian, kewajiban, konsekuensi, permulaan dan sebuah perbedaan, itu semua dalam satu paket yang dinamakan keputusan. Jujur saya merasa sangat luar bisa setelah menulis ini. Maksud saya, saya sangat senang karena pada dasarnya isi otak manusia sangat unik. Dan keunikan ini dimulai dari fase remaja. Fase dimana akhirnya seorang anak yang dikawal dengan tour guide, akhirnya membuat keputusannya sendiri untuk bisa bergabung dengan komunitas dunia, komunitas semesta yang sebenarnya. Mempelajari diri sendiri, mempelajari orang-orang yang menyayanginya, mempelajari orang-orang yang membencinya, mempelajari bagaimana dunia bekerja, belajar bagaimana keputusan dan takdir, yang sebenarnya berada dalam satu benang merah yang rumit dan menyusahkan. Yaitu jadi ORANG DEWASA SEUTUHNYA.

Sejak itulah fase baru dimulai. Remaja dengan batasannya, remaja dengan perbedaannya, remaja dengan kondisi paling primanya, dituntut untuk berlayar dengan kapal seadanya di lautan luas tanpa tour guide lagi. Sungguh fase transisi hidup yang luar biasa.

Bagi kamu para remaja yang sibuk memikirkan masa depan, berjuang dengan tuntutan keluarga yang berat, berjuang dengan sistematika masyarakat yang berat, dan berjuang dengan isi otak dan hati kalian sendiri yang kayak kapal pecah. Percayalah bahwa fase itu adalah fase pedang bermata dua, ada yang buruk dan ada yang baik.

Jadi apapun keputusan yang kamu ambil saat masa remaja, yakinlah bahwa masih ada hari esok untuk kalian. Jangan khawatir itu akan jadi hal buruk, ingat! masih ada hari esok, masih ada lain waktu untuk membenahi, masih ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya! Jangan takut!

Dan para orang dewasa seperti saya yang sudah melewati masa remaja (entah baik atau buruk), tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi, karena kita yang sekarang adalah hasil dari bentukan kita sendiri saat masih remaja. Remaja kita lah yang membentuk kita dewasa yang sekarang.

"Aku yang sekarang tetaplah diriku saat masih remaja. Dan aku yang remaja tetaplah diriku sendiri dimasa sekarang. Mau siapapun aku, aku tetaplah aku, entah masa remaja lampau, maupun yang sekarang. Jadi mari jangan sesali apapun. Karena beginilah, cara kerja semesta untuk membuat kita belajar."

Sekian, terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun