Apa alasan sebenarnya mengapa perempuan harus berpendidikan?
Apa jawaban yang dapat memuaskan para kaum-kaum yang bertanya perihal alasan yang bisa diterima secara nalar, dari pertanyaan paling gencar di Indonesia, "Mengapa perempuan harus berpendidikan?"
Jika saya jawab dengan opini populer "Untuk mengajari anak-anak mereka ketika sudah berumah tangga" pasti ini adalah jawaban klise yang sudah dilontarkan banyak orang. Dan sebagian orang mungkin, mungkin ya, mungkin banyak yang menganggap sepele.
Begini penjelasannya.
Saya diajari ibuk saya, lalu saya mengajari adik saya. Â Bayangkan kalau ibuk saya bodoh. Ya saya gak mengecap diri saya pinter, tapi setidaknya beliau mengajarkan cara berakhlakul karimah dan sifat-sikap yang menunjukkan belajar ilmu dan berperilaku baik itu penting. Beliau mengajari banyak hal tentang kehidupan. Sampai-sampai saya merasa minder padahal saya disekolahkan lebih tinggi dari beliau.
Lalu ada orang lain nyeletuk,
"Kalau untuk mendidik anak 'kan ya gak perlu kuliah tinggi, toh nanti anak disekolahkan di sekolah yang ada gurunya."
Saya berani bilang kalau perempuan membutuhkan pendidikan 2x lebih banyak daripada laki-laki. Kenapa? karena pendidikan untuk perempuan disini yang dimaksud bukan hanya pengetahuan alam, sains, hobi, olahraga, seni dan lainnya. Melainkan juga life-hack yang berguna bagi kehidupan, terutama bagi si anak nanti.Â
Apalagi di masa depan, akan ada lebih banyak perempuan yang berkarir dan menopang hidup mereka sendiri. Masyarakat sosial akan semakin berbeda dan kehidupan bersosial juga akan makin sulit. Membekali anak-anak, laki-laki maupun perempuan, dengan porsi yang sama adalah wajib. Dan bekal itu adalah pendidikan.
Jadi meskipun kamu memiliki banyak pengalaman yang bisa kamu share ke anak-anak nanti, toh mereka tidak bisa mencerna 100%, kecuali mereka merasakannya langsung, bahwa hidup memang semakin sulit, apalagi tiap pergantian generasi. Seperti generasi Z sekarang, yang nanti akan disusul dengan generasi A, generasi super sandwich.